Banyaknya turis bule yang menjajah lapangan pekerjaan warga lokal Bali membuat Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bali bersuara keras soal ini.
Mereka mengibaratkan masalah ini seperti berperang, tapi tanpa senjata. Mereka juga menilai turis bule yang bekerja secara ilegal sebagai bentuk penjajahan era modern.
Turis asing yang dimaksud adalah mereka yang bekerja di Bali dengan menggunakan visa berlibur atau menyalahi izin tinggalnya di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua DPD Konfederasi SPSI Bali, I Wayan Madra mengatakan turis asing yang bekerja akan menjadi bumerang bagi masyarakat lokal.
"Ini kan penjajahan, berperang dengan tidak menggunakan senjata namanya," tutur Madra.
Dia juga menegaskan bahwa turis asing yang bekerja secara ilegal berarti mengambil kesempatan kerja masyarakat lokal dengan semena-mena.
Semakin terbatasnya pasar kerja bagi masyarakat lokal Bali membuat persaingan semakin sengit. Contohnya, guide atau pemandu wisata asal China yang bekerja di Bali.
Meski demikian, Madra mengakui informasi turis bule yang bekerja secara ilegal di Bali sebenarnya bukan lah hal baru. Karenanya, pemerintah perlu meningkatkan pengawasan.
"Jangan sampai mereka datang dengan visa turis, ternyata mereka bekerja di sini. Di Australia, mereka (turis bekerja ilegal) malah diburu petugas. Di sana peraturannya ketat. Sama seperti di Jepang juga," jelas Madra.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno sudah menyoroti turis bule yang bekerja secara ilegal di Bali. Ia menegaskan tidak akan memberikan keleluasaan turis asing bekerja.
"Karena itu tidak mengacu pada izin dia (turis) masuk ke Indonesia," tandasnya pada Kamis (23/2/2023) lalu.
-----
Artikel ini telah naik di detikBali dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol