Istana Maimun adalah salah satu ikon wisata sejarah di Medan. Namun sekarang, kondisi cagar budaya itu dikeluhkan oleh wisatawan karena lebih mirip pasar.
Kondisi Istana Maimun kini lebih mirip dengan pasar karena banyaknya penjual suvenir dan mainan di dalamnya. Pantauan Tim detikSumut di istana yang berada di Jalan Brigjend Katamso, Kamis (2/3/2023) pukul 11.15 WIB kemarin, ada banyak pengunjung yang mendatangi tempat bersejarah ini.
Mulai dari pegawai salah satu BUMN, anak sekolah hingga warga biasa. Saat memasuki tangga Istana Maimun, banyak sepatu diletakkan di sisi kiri dan kanan tangga tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tepat di sisi kanan pintu masuk, ada pemusik yang memainkan irama lagu Melayu untuk menemani pengunjung. Kemudian setelah masuk ke dalam, banyak pedagang UMKM yang menjual suvenir seperti tanjak Melayu, baju, dan berbagai atribut lainnya.
Selain itu, banyak juga mainan anak-anak hingga ada yang berjualan minuman di dalamnya. Para pedagang tersebut berada di sisi kanan ketika masuk ke dalam Istana Maimun. Selain itu, terdapat juga pedagang di sisi kiri hingga ke bagian belakang Istana Maimun.
Pengunjung Istana Maimun Terganggu dengan Banyaknya Pedagang
Salah satu pengunjung Istana Maimun bernama Yeni, mengaku terganggu dengan adanya pedagang berjualan di dalam Istana Maimun. Ia mengatakan merasa seperti di Pajak Sentral atau Pusat Pasar Kota Medan.
"Ini (yang jualan) sebenarnya mengganggu itu jadi nggak nampak, udah kayak berada di dalam apa kita ini, dalam pajak sentral," kata Yeni saat ditemui detikSumut di Istana Maimun, Kamis (2/3/2023).
![]() |
Menurutnya suasana Istana Maimun ini seharusnya seperti di berada di museum dan menikmati peninggalan Kesultanan Deli tersebut. Meskipun secara ornamen masih ada, namun Yeni menilai suasana di dalam Istana Maimun lebih mirip pasar.
"Harusnya kan dia seperti museum seharusnya, jadi budaya-budaya dari Kerajaan Deli itu masih ada, memang iya dari segi manik-manik dan sebagainya masih ada lah Deli nya, tapi itu udah berbaur kek di pajak-pajak," ujarnya.
Yeni menuturkan jika memang jualan suvenir seharusnya dilakukan di luar Istana Maimun atau di halamannya. Sehingga tidak menutupi beberapa sisi Istana Maimun.
"Kalau pun mau buka stan pun ya di luar, bukan di dalam, karena nggak nampak dia, itu ditutupin sama jualannya, ini pun kalau kita foto kan nampak belakangnya (jualan)," ucapnya.
Selain itu, salah satu pengunjung lainnya bernama Hamida menyebutkan hal yang yang sama. Hanya saja selaku guru sekolah yang membawa siswa berkunjung merasa harga sewa pakaian adat Melayu untuk berfoto tidak terjangkau oleh siswanya.
"Kalau kita ingin memakai baju adat Melayu-nya kan ada disewa-sewakan, itu harusnya (harganya) disesuaikan dengan anak-anak (sekolah) yang menyewa, karena kan uang jajan anak sekolah tidak banyak segitu," sebut Hamida.
------
Artikel ini telah naik di detikSumut dan bisa dibaca selengkapnya di sini.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia