Bisa-bisanya Motor Trail 'Trek-trekan' di Hutan Lindung Ranca Upas

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Round Up

Bisa-bisanya Motor Trail 'Trek-trekan' di Hutan Lindung Ranca Upas

tim detikcom - detikTravel
Kamis, 09 Mar 2023 14:45 WIB
Bunga edelweis rawa yang rusak digilas saat ajang motor trail di Ranca Upas, Kabupaten Bandung
Foto: Yuga Hassani/detikJabar
Jakarta -

Kawasan Ranca Upas di Kabupaten Bandung sedang menjadi sorotan. Penyebabnya, karena event trail yang berujung ricuh pada pekan lalu mengakibatkan rusaknya kawasan yang ditetapkan sebagai hutan lindung di Provinsi Jawa Barat tersebut.

Kerusakan di Ranca Upas paling mencolok terjadi di kebun bunga Edelweis. Kebun bunga yang terkenal dengan keindahannya itu pun dirusak manusia tak bertanggungjawab dan membuat kesal seorang petani yang menanamnya yaitu Supriatna (44) atau lebih dikenal Mang Uprit.

Mang Uprit berhak marah. Tak hanya kesal, bunga Edelweis itu juga sudah susah payah ia tanam sejak 2 tahun yang lalu. Namun kini, harapan Mang Uprit sirna karena ulah sekelompok manusia. Kemarahannya itu pun diunggah di media sosial hingga viral.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk kondisi sangat lumayan bagi perasaan saya itu mengerikan lah yang udah saya tanam ternyata pas udah saya lihat hancur," ujar Mang Uprit, saat ditemui di Ranca Upas, Rabu (8/3/2023).

Pria di Bandung Emosi Kebun Edelweisnya Hancur gegara Balap TrailPria di Bandung Emosi Kebun Edelweisnya Hancur gegara Balap Trail Foto: Tiktok mang_uprit_mangprang79

Mang Uprit menyebut, saat kegiatan berlangsung, dirinya siaga hingga jam 12 siang. Kemudian dirinya kembali ke warungnya. Namun saat kembali lagi pada sore harinya, ia kaget karena menemukan kebun bunga Edelweis miliknya sudah hancur berantakan.

ADVERTISEMENT

Uprit mengaku telah menanam Edelweis seluar 1 hektar lebih. Hal tersebut diawali saat dirinya membuka kios tanaman dua tahun lalu. Sementara, Bunga Rawa atau Edelweis rawa termasuk tanaman langka. Pasalnya di dunia tanaman tersebut hanya di Indonesia dan California, Amerika Serikat.

"Lahan yang saya tanam ada kurang lebih 1 hektar lebih mulai dari buka kios sekitar dua tahunan makanya di situ kepikiran gimana caranya di situ saya menjual tanaman tersebut tapi tidak merusak ekosistem tidak merusak kelestariannya jadi saya tanam dan perbanyak," ucapnya.

Kondisi rawa Edelweis saat ini

Sebagaimana pengamatan tim di lokasi pada Rabu (8/3/2023), kerusakan terjadi di bagian rawa atau Edelweiss rawa. Meski sudah hancur berantakan, namun saat ini sudah dilakukan penanaman kembali oleh pengelola dan masyarakat.

Selain itu, ditemukan juga area lainnya yang terdapat jalur bekas trail. Kondisinya banyak berlubang. Kontur tanah di kawasan itu juga menjadi lembek dan berlubang. Selain itu, akses jalan menuju ke hutan juga mengalami kerusakan. Terlihat kontur tanah yang berlubang dan hancur bekas ban.

"Yang rusak itu Camping Ground Savana saja, salah satunya yang ada posisi bunga rawa itu. Kita juga sedang benahi dan hari ini baru ditanami," ujar Manager Site Kampoeng Cai Ranca Upas, Argo Wibowo kepada awak media.

Dia menuturkan peristiwa tersebut terjadi karena ada kesalahpahaman antara panitia dan peserta. Saat penyelenggaraan tidak ada panitia yang berada di jalur tersebut. Pihaknya pun menyesalkan adanya peristiwa ini. Evaluasi imbas dari kejadian itu akan dilakukan oleh pengelola.

"Kami meminta permohonan maaf mewakili manajemen, dan mungkin ke depannya menjadi pelajaran bagi manajemen kami terkait aturan, SOP, dan event-event tertentu, jadi kami akan atasi," katanya.

Kondisi kebun edelweis yang rusak gegara acara trail di Ranca Upas, Rabu (8/3/2023).Kondisi kebun edelweis yang rusak gegara acara trail di Ranca Upas, Rabu (8/3/2023). Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Argo menambahkan usai kejadian yang bikin heboh tersebut, pihaknya sudah melakukan perbaikan. Penanaman kembali bibit bunga sudah dilakukan dibantu oleh masyarakat. "Kami melakukan penanaman kembali Bunga Rawa yang tadinya luasannya sekitar 1,5 hektar tapi kita tanami sampai ujung kisaran sekitar 3 hektar," bebernya.

Terkait adanya jalur yang rusak, dirinya tengah melakukan koordinasi dengan pihak lainnya supaya melakukan pembenahan. Sehingga lokasi jalur tersebut bisa kembali normal.

"Untuk jalan yang di dalam ada beberapa yang rusak. Tapi kita sudah dikoordinasikan dengan pihak lainnya, kita gerakan masyarakat juga untuk ikut serta dalam pembenahan jalur tersebut agar kembali seperti semula, tapi perlu waktu," pungkasnya.

---

Selanjutnya komunitas trail angkat bicara terkait aksi mereka yang merusak Ranca Upas...

Klarifikasi dari komunitas trail

Dikutip dari CNN Indonesia, anggota Komunitas Motor Trail Gatett Costem, Rian menceritakan kekacauan (chaos) acara yang digelar di Ranca Upas, Kabupaten Bandung hingga menyebabkan bunga edelweis rawa rusak.

Rian mengaku para peserta acara saat itu terpaksa menginjak di sembarang tempat, termasuk lahan yang ditanami edelweis karena jalur yang telah disediakan panitia hancur. Padahal, peserta sudah membayar Rp 200 ribu untuk acara tersebut.

Rian mengaku saat itu menyaksikan kebun kebun milik warga hancur. Panitia, kata dia, tidak ada koordinasi dengan warga. Peserta pun kebingungan hingga akhirnya tak punya pilihan untuk melintasi kebun warga.

Terlebih, peserta juga sudah tak bisa berpikir panjang karena kelelahan. Dia mengatakan panitia tidak menyediakan logistik.

"Banyak yang masukin ke rawa lagi. Banyak yang lewat jalur kebun warga. Jadi banyak peserta yang lewat mana saja agar bisa sampe start lagi. Karena semua peserta kecapean dan kelelahan ga ada logistik. Kehabisan air minum dan makanan," jelasnya.

Rian juga bercerita, warga sempat melakukan pemblokiran akibat kekacauan yang ditimbulkan pada acara tersebut. Para peserta akhirnya kesulitan untuk keluar.

"Ada pemblokiran dari pihak warga," ujarnya

Perhutani rehabilitasi Ranca Upas (dok Perum Perhutani)Perhutani rehabilitasi Ranca Upas (dok Perum Perhutani) Foto: Perhutani rehabilitasi Ranca Upas (dok Perum Perhutani)

Ajang motor trail dan offroad dilarang di Ranca Upas

Pihak Perhutani melalui Econique yang mengelola kawasan tersebut angkat bicara terkait kejadian itu.

"Kami memohon maaf dan prihatin atas kejadian yang berdampak terhadap lingkungan dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat sekitar," kata Sekper Perhutani Alam Wisata Ronald dalam keterangan resmi yang diterima detikJabar, Kamis (9/3/2023).

Dalam keterangannya, Ronald mengungkapkan sebagai pengelola lokasi, pihaknya akan melakukan perbaikan SOP dalam perizinan pelaksanaan event yang dilakukan di dalam kawasan hutan untuk memastikan tidak terjadi dampak terhadap lingkungan.

Pihaknya menegaskan, ajang trail dan evet serupa yang dapat merusak kawasan hutan di Ranca Upas dilarang digelar.

"Untuk selanjutnya, segala bentuk kegiatan event berupa trail dan offroad di dalam kawasan hutan, dilarang untuk dilaksanakan," ujarnya.

Pihaknya bersama pihak pemerhati lingkungan, masyarakat sekitar, dan stakeholder terkait lainnya akan melakukan rehabilitasi sebagai upaya pemulihan ekosistem di Ranca Upas.



Simak Video "Video: Healing Santai di Taman Hutan Juanda Bandung"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads