Kampung Gajah Riwayatmu Kini Terbengkalai Tak Terawat

Whisnu Wardana - detikTravel
Senin, 13 Mar 2023 07:52 WIB
Jejak Kejayaan Wisata Kampung Gajah di Utara Bandung.(Whisnu Pradana/detikcom)
Bandung -

Kampung Gajah dulu tempat wisata yang amat legendaris. Kini, nasibnya berbalik 180 derajat, merana dan menjadi monumen tak terawat seolah menjadi istana hantu.

Objek wisata itu berada di wilayah utara Bandung. Terpatnya, berada di Jalan Sersan Bajuri, RT 03/07, Desa Cihideung, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat.

Lokasinya sangat strategis, berada di tepi jalan raya yang menjadi rute alternatif menuju kawasan wisata Lembang. Tidak terlalu jauh dari Jalan Raya Setiabudi.

Tetapi, itu tidak cukup menjadi modal Kampung Gajah bertahan. Tepat di bulai Mei tahun 2018, Kampung Gajah tutup setelah dinyatakan pailit.

Dulu Kawasan Pertanian Warga

Mundur sedikit sebelum Kampung Gajah lahir, ternyata dulunya lahan dengan luas lebih dari 48 hektare itu awalnya akan dijadikan sebuah kompleks perumahan bernama Century Hill. Namun pailit di tahun 2006.

"Jadi lahan Kampung Gajah ini awalnya lokasi agraris bagi penduduk, terutama bagi penduduk yang memiliki tanah yang ditanami bermacam-macam tanaman, ada padi, sayuran, dan sebagainya," kata Asep Sundawa, penanggungjawab pengelola lahan wisata Kampung Gajah, kepada detikJabar.

"Awalnya itu mau dibuat Kompleks Perumahan Century Hill. Tapi kemudian gagal, dan beralih kepemilikan dan dijadikan wisata Kampung Gajah di tahun 2009," dia menambahkan.

Dibangun untuk Turis Berduit

Jejak Kejayaan Wisata Kampung Gajah di Utara Bandung. Foto: Whisnu Pradana

Sejak 2009 hingga beberapa tahun setelahnya, Kampung Gajah benar-benar menjadi primadona. Tak ada yang tak pernah mendengar nama Kampung Gajah. Pasarnya wisatawan kelas menengah ke atas.

"Kampung Gajah saat pertama kali beroperasi booming sampai mancanegara dan hal itulah yang menyebabkan pengunjung berbondong-bondong tidak hanya dari Jawa Barat saja tapi se-Indonesia," kata Asep.

Namun tahun demi tahun beroperasi, pesona Kampung Gajah ternyata mulai luntur. Kampung Gajah mulai oleng.

Blunder Tiket Mahal

Banyak faktor yang disinyalir menjadi penyebab Kampung Gajah tak mampu bertahan dari gempuran zaman, mulai dari harga tiket yang lumayan mahal sampai pengelolaan yang dinilai tak terlalu baik.

"Bisa jadi dari sisi manajemen. Ada juga faktor munculnya wisata baru yang harga tiketnya lebih murah ketimbang Kampung Gajah. Jadi, ketika pemasukan sudah tidak sebanding dengan pengeluaran, akhirnya kan manajemen tidak bisa lagi memenuhi biaya operasional. Nah itu yang akhirnya menyebabkan Kampung Gajah ini berhenti beroperasi," ujar Asep.

Warga Kecipratan Saat Kampung Gajah di Masa Keemasan

Warga setempat tentu menjadi pihak yang turut menikmati masa kejayaan dan keemasan Kampung Gajah. Seperti dikatakan Joaw (41), eks pegawai Kampung Gajah. Ia sempat berperan merekrut tenaga-tenaga lokal yang memang sedang dibutuhkan manajemen.

"Jadi waktu sedang ramai-ramainya itu, warga di sini banyak yang jadi pegawai Kampung Gajah, mungkin 70 persennya ya warga lokal," kata Joaw.

Kemudian pengelola parkir juga banyak berasal dari warga setempat. Sebab tak jarang lahan yang disediakan pengelola tak mampu menampung ramainya kendaraan wisatawan.

"Jadi, ada juga yang parkir di lahan warga. Tapi memang kebanyakan di dalam parkirnya, dan itu yang kerja warga di sini juga. Jadi memang dulu warga senang dengan adanya Kampung Gajah ini," tutur Joaw.

Belum lagi dari perputaran roda ekonomi. Warga banyak yang menjajakan berbagai macam jajanan. Terlebih tanaman hias yang berderet di pinggir jalan mampu menarik minat wisatawan.

"Di sini kan kebanyakan jual tanaman hias juga, di sepanjang jalan ini kan ramai. Jadi banyak yang jajan dulu, terus beli tanaman hias. Dulu itu kalau macetnya bisa sampai Jalan Setiabudi, ya sekitar 4 sampai 5 kilometer mungkin ada," kata Joaw.

Kini Mangkrak

Kondisi Kampung Gajah yang kini terbengkalai. Foto: Whisnu Pradana

Kini Kampung Gajah mirip kota mati. Bangunannya sebagian masih berdiri kokoh. Sayang, di bagian depan tak ada lagi patung-patung gajah yang dulu menjadi identitas Kampung Gajah.

Tempat patung-patung gajah itu berdiri kini beralih fungsi menjadi tempat menjual tanaman yang dijalankan oleh warga setempat. Gerbang utama Kampung Gajah berdiri.

Melewati gapura yang menjulang tinggi dengan lengkungan di bagian atas serta tulisan 'Kampung Gajah' yang tak lagi lengkap dan samar, ada satu patung gajah yang tersisa. Menyambut orang-orang yang lalu lalang, kebanyakan warga sekitar karena jadi rute alternatif ke perkampungan.

"Banyak yang mengatakan bahwa Kampung Gajah disita oleh bank, namun tidak demikian. Jika ada investor yang ingin mengoperasikan kembali Kampung Gajah bisa saja, tinggal konfirmasi ke pihak-pihak atau orang yang masih memiliki aset," kata Asep.



Simak Video "Video: Healing Santai di Taman Hutan Juanda Bandung"

(fem/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork