Pengalaman tidak mengenakan dialami oleh seorang turis saat terbang Singapore Airlines. Dia mendapatkan kesan disepelekan oleh pramugari maskapai karena kondisi tangannya hanya satu.
Lumrah maskapai mendata penumpang dengan kondisi tertentu. Misalnya, hamil, membawa balita, hingga berkebutuhan khusus. Salah satu alasannya untuk mencegah para penumpang tersebut tidak duduk di dekat pintu exit atau darurat.
Penumpang bernama Isabella Beale yang bepergian dengan keluarganya ke Eropa dari Australia dan mendapatkan bangku di barisan pintu darurat. Dan, Beale persis berada di dekat pintu darurat dan anggota keluarga lainnya ada di sampingnya.
Padahal, Beale merupakan penumpang difabel dengan satu tangan, tanpa lengan kiri karena bawaan dari lahir. Dalam prosesnya, Beale dipindahkan. Nah, saat diminta pindah tempat duduk itulah masalah muncul. Dia menilai pramugari sengaja mempermalukannya. Dia pun merasa dihina oleh pramugari maskapai Singapore Airlines.
"Tiba-tiba seorang pramugari mendekati saya dan, dengan nada yang cukup keras, seperti panik dan tergesa-gesa, dia hanya berkata, 'Keluar, keluar dari kursi itu sekarang, kamu harus bangun'," cerita Beale, dikutip dari ABC News, Rabu (15/3/2023).
"Saya sedikit terkejut dan saya bertukar tempat duduk dengan pasangan saya, yang menurut saya akan baik-baik saja selama saya tidak berada tepat di sebelah pintu darurat... semua orang melihat kami pada saat ini, dan dapat mendengar percakapan itu," dia menambahkan.
"Pramugari berkata, 'Tidak, bangun kamu harus duduk di barisan belakang'. Saya sedikit menangis hanya karena itu adalah hal yang sangat menghina terjadi ... itu sangat memalukan dan menjengkelkan," kata dia lagi.
Beale mengatakan bahwa dia paham bahwa penumpang disabilitas tidak bisa duduk di bagian pintu darurat. Namun, bukan berarti awak pesawat boleh memperlakukan penumpang disabilitas dengan kasar.
Tak hanya sekali, pengalaman buruk pun terulang kembali saat dia dan keluarganya terbang ke Australia. Saat check in dia pun konsultasi kepada staff, menanyakan tempat untuk bisa duduk.
Staf meja check-in mengonfirmasi dan menerbitkan ulang tiketnya, yang masih berada di baris pintu keluar pesawat.
"Itu mungkin sepuluh kali lipat lebih buruk untuk kedua kalinya," katanya.
"Awalnya seorang wanita mendatangi saya... hampir waktunya lepas landas dan dia berkata 'Tunjukkan tiket Anda. Anda harus pindah'. Tanpa berbicara sopan, tanpa mengakui saya sebagai individu," dia menambahkan.
"Dia berbicara dengan pasangan saya dan dia berbicara dengan ibu pasangan saya, rasanya ada anggapan yang tidak bisa saya mengerti," ujarnya.
Setelah itu ada dua pramugari dan dua staf darat mengelilinginya, sementara penumpang lain mengawasi Beale mempertanyakan mengapa dia harus pindah.
"Yah, masalahnya sudah jelas," kata seorang manajer berulang kali sambil menunjuk anggota tubuh Beale yang hilang.
Singapore Airlines meminta maaf
Juru bicara Singapore Airlines meminta maaf atas insiden tersebut. Mereka akan melakukan penyelidikan yang menemukan Beale dianggap tidak cocok untuk duduk di baris pintu keluar karena dia tidak memenuhi persyaratan keselamatan dan peraturan.
Mereka juga mengatakan perilaku staf kemungkinan karena mereka bertindak atas 'masalah keamanan potensial' dan tanggapan kasar mereka bisa jadi karena mereka merasa terburu-buru untuk keberangkatan penerbangan.
"Singapore Airlines menanggapi tuduhan diskriminasi dengan serius dan tidak akan mentoleransi segala bentuk diskriminasi atau pelecehan," kata pernyataan itu.
"Mengikuti keluhan Ms Beale setelah penerbangannya, Singapore Airlines melakukan penyelidikan terperinci, yang menemukan awak kabin yang mengoperasikan penerbangan telah menentukan bahwa Ms Beale tidak memenuhi persyaratan keselamatan dan peraturan untuk duduk di baris pintu keluar darurat," kata maskapai.
Simak Video "Video: Pelaku Penembakan WN Australia di Bali Ditangkap"
(sym/fem)