'Kasus Bule Nakal, Alarm Nyaring Bagi Pariwisata Indonesia'

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

'Kasus Bule Nakal, Alarm Nyaring Bagi Pariwisata Indonesia'

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Sabtu, 25 Mar 2023 19:02 WIB
Petugas dengan traktor meminta wisatawan untuk meninggalkan kawasan pantai saat melakukan patroli di Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu (15/4/2020). Meskipun objek wisata tersebut telah ditutup sebagai upaya pencegahan penyebaran COVID-19, namun sejumlah wisatawan masih terpantau mengunjungi kawasan pantai dengan melanggar portal penutup maupun tanda pemberitahuan yang telah dipasang. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
Foto: Ilustrasi wisman di Bali (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Jakarta -

Menurut pengamat pariwisata nasional, Taufan Rahmadi, kasus wisman nakal yang marak di Bali adalah alarm nyaring bagi pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

Banyaknya kasus turis bule nakal di Bali, dari mulai melanggar lalu lintas, buka celana di puncak gunung Agung yang disucikan hingga berkeliaran saat umat Hindu di Bali sedang merayakan Nyepi sungguh menyita perhatian publik, sekaligus alarm bagi sektor pariwisata.

Menurut Taufan, kasus-kasus itu akan menguji kesungguhan pemerintah dan kebijakannya untuk pariwisata.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alarm yang menguji kesungguhan tekad pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan pariwisata berkualitas di destinasi wisata," ucap Taufan kepada detikTravel, Sabtu (25/3/2023).

"Dan jika pemerintah bersungguh-bersungguh menjadikan kebijakan pariwisata berkualitas (Quality Tourism) sebagai dasar pijakan dari pengembangan pariwisata negeri ini di masa depan, maka sudah waktunya untuk diperkuat juga dengan strategi-strategi pendukung yang memastikan pariwisata berkualitas itu bisa terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan," imbuh pria asli NTB ini.

ADVERTISEMENT
Taufan RahmadiTaufan Rahmadi Foto: (dok. Istimewa)

Menurut Taufan, setidaknya ada 4 langkah utama yang bisa dilakukan pemerintah mengatasi hal itu. Yang pertama tentu saja langkah preventif alias pencegahan

"Yang pertama preventif, yaitu bekerjasama dengan pihak KBRI di negara-negara yang menjadi originasi wisman terkait sosialisasi tata tertib bagi wisman saat berkunjung di Indonesia," jelas Taufan.

Langkah kedua, menurut Taufan, yaitu memperkuat lagi kolaborasi dengan aparat keamanan penegak hukum dan keimigrasian untuk mengeluarkan keputusan bersama dalam memberikan sanksi tegas bagi wisman yang menyalahi aturan saat berkunjung.

"Ketiga, membuat hotline aduan wisata dan perbanyak juga personel polisi-polisi pariwisata di daerah-daerah wisata yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban destinasi wisata," tegas Taufan.

Baru langkah terakhir, yaitu mengeluarkan peraturan menteri terkait Tata Tertib berwisata di Indonesia yang mengikutsertakan para stakeholder pariwisata di dalam penyusunannya.

"Pariwisata Indonesia membutuhkan #WismanBaikAja. Jangan takut tertibkan wisman nakal. Kita tidak ingin misalnya tiba-tiba ada muncul 'Kampung Mafia Rusia' di sebelah rumah kita," pungkasnya.




(wsw/wsw)

Hide Ads