Kampung turis di Bali mulai meresahkan warga. Tetapi, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Badung I Nyoman Rudiartha menyebut isu kampung bule yang disebut-sebut ada di Kuta Selatan, Badung wajar adanya.
Dia bilang sah-sah saja jika wisatawan asing yang berasal dari satu negara tinggal di satu penginapan yang sama.
"Jika ada sebuah perkumpulan turis asing menginap di suatu tempat, lalu berkoloni, menurut saya sah-sah saja. Bahkan itu bukan kampung bule, tapi kita aja yang menamakan itu kampung bule," kata Rudiartha usai rapat paripurna diDPRD Badung seperti dikutip dari detikBali, Jumat (31/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut mantan camat Kuta itu, selama para turis yang tinggal di Pulau Dewata menaati ketentuan yang berlaku, terutama aturan keimigrasian, maka tidak menjadi masalah. Justru tugas pemerintah untuk melakukan pengawasan keamanan.
"Jadi prinsipnya, wisatawan datang ke Pulau Dewata dan dia menginap di satu vila yang kamarnya banyak. Mereka berkoloni, mungkin menyangkut tentang keamanan, memang kami tidak bisa bantah," kata dia.
Dia menegaskan Dispar tidak bisa melakukan intervensi apapun berkenaan sewa-menyewa tempat penginapan kepada turis asing. Para pelaku usaha berhak melakukan promosi dan menerima tamu dari negara mana saja. Di samping pelaku usaha juga wajib ikuti regulasi terkait investasi.
Yang jelas, penindakan hukum dan pengawasan orang asing sudah ada lembaga terkait yang menangani. Jika ada pelanggaran, tentu turis yang melanggar akan ditindak tegas sesuai aturan.
"Semasih mereka (turis asing) menaati aturan menurut kami tidak jadi masalah. Bicara kampung (bule) kan harus ada regulasi, harus adaketetapannya. Jadi kita aja yang bilang itu kampung (bule)," ujar dia.
Rudiartha lantas menyinggung soal turis yang melakukan pelanggaran di Bali, misalnya saat Nyepi. Karena itu, ia sudah meminta para pelaku usaha pariwisata ikut memberi pemahaman berkenaan hal apa yang tidak boleh dan boleh dilakukan di Bali.
"Kami berharap pengusaha wisata berikan semacam didikan moril berkenaan apa yang tidak boleh sesuai adat kita di Bali. Kan banyak masalah kemarin, itu hanya karena (perbedaan) budaya saja," kata dia.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan