Gubernur Bali Wayan Koster mempertanyakan keadilan FIFA dengan tetap meloloskan Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20 2023. Dia membandingkan dengan Rusia.
FIFA memutuskan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-23 pada Rabu (29/3/2023). Bujukan Ketua Umum PSSI Erick Thohir terhadap FIFA tak membuahkan hasil positif.
"Saya mengajak masyarakat Bali mendoakan bersama agar FIFA tergerak hatinya untuk tetap berlaku adil dengan mencoret timnas Israel dalam Kejuaraan Dunia FIFA U-20," ujar Koster dalam keterangan resmi yang diterima detikBali dan dikutip Jumat (31/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Koster, seharusnya FIFA bertindak adil dengan menerapkan sanksi terhadap Israel seperti halnya terhadap Rusia atas serangan militernya kepada Ukraina.
"Sama dengan sikapnya ketika mencoret timnas Rusia dalam Kejuaran Dunia FIFA Tahun 2022 di Qatar," kata politikus PDIP tersebut.
Penolakan terhadap Israel, sambung Koster, juga sesuai dengan amanat UUD 1945 yang dipegang teguh oleh presiden pertama Soekarno.
"Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel," kata dia.
Sementara itu, FIFA tak mengungkap alasan detail penyebab pembatalan tersebut. Namun, dalam pernyataannya, FIFA menyebutkan Indonesia gagal terkait dengan situasi yang terjadi saat ini.
"FIFA sudah memutuskan, karena situasi saat ini, untuk membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20," bunyi pernyataan itu di situs FIFA.
Adapun, tuan rumah baru akan diumumkan segera. Sedangkan, jadwal Piala Dunia U-20 dipastikan tidak berubah. "Potensi sanksi terhadap PSSI juga dapat diputuskan pada tahap selanjutnya," tulis FIFA.
Sebelumnya, Piala Dunia U-20 dijadwalkan berlangsung di enam provinsi di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali, pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Namun, Koster mengawali penolakan kedatangan timnas Israel dengan menyurati Menpora. Saat itu Koster beralasan kebijakan politik Israel terhadap Palestina tak sesuai dengan kebijakan politik Pemerintah Indonesia.
"Yang sampai saat ini masih menjadi masalah serius politik regional," ujar Koster dalam surat beredar bernomor T.00.426/11470/SEKRET yang dikirimkannya pada Selasa (14/3/2023).
***
Artikel ini juga tayang di detikBali. Selengkapnya klik di sini.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol