Turis Rusia Tak Berkutik: Dulu Bangga dengan Negara, Kini Takut ke Mana-mana

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Turis Rusia Tak Berkutik: Dulu Bangga dengan Negara, Kini Takut ke Mana-mana

Syanti Mustika - detikTravel
Selasa, 11 Apr 2023 12:45 WIB
Turis Rusia terjebak di Phuket
Foto: AFP/MLADEN ANTONOV
Jakarta -

Turis Rusia mulai merasa dikucilkan dari dunia. Dulu, mereka bangga minta ampun terhadap negaranya, kini mereka dibatasi di mana-mana.

Dilansir dari CNBC, Selasa (11/4/2023) beberapa warga Rusia mencurahkan isi hati (Curhat) soal ketidakleluasaan untuk bepergian. Banyak negara yang menutup pintu buat mereka setelah Rusia terus membombardir Ukraina.

Julia Azarova, seorang jurnalis independen, mengatakan meninggalkan Rusia setahun yang lalu. Dia melarikan diri dari Moskow ke Istanbul setelah invasi ke Ukraina, hingga kemudian menetap di Lituania.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak itu, Azarova masih bisa melakukan perjalanan ke Latvia. Bukan cuma sekali, tetapi dua kali. Tetapi, dia tidak bisa pergi ke Ukraina, padahal di sana dia memiliki kerabat.

Dia bilang pembatasan juga dialami oleh teman-teman Rusianya. Mereka kesulitan masuk ke Polandia. Ada lagi rekan-rekannya yang dicegah memasuki Georgia.

ADVERTISEMENT

Cerita lain datang dari Anna (bukan nama asli) yang tinggal di Moskow. Dia terkurung dan tidak tahu kapan bisa meninggalkan Rusia lagi.

"Biasanya, saya mengunjungi satu hingga dua negara dalam setahun. Tapi, sekarang bepergian ke luar negeri sepertinya sesuatu yang tak terbayangkan dan mustahil," kata Anna.

"Bepergian, terutama tiket pesawat, sangat mahal. Juga, kartu kredit Rusia diblokir hampir di mana-mana dan membeli mata uang asing di Rusia sangat sulit," ujarnya.

Anna tidak berani berspekulasi untuk traveling lagi. Dia cuma berharap perang berakhir dan saat itulah dia bisa leluasa melancong lagi.

Lana, pelancong Rusia yang sekarang tinggal di Asia, mengungkapkan pengalaman serupa. Dia membatalkan rencana pulang ke rumahnya setelah mendengar kabar Rusia invasi ke Ukraina.

Alih-alih pulang ke rumah, Lana berkeliling Asia ke tempat-tempat seperti Thailand dan Jepang.

"Sangat sulit untuk pergi ke luar negeri dan bertemu orang baru dengan berpikir bahwa Anda adalah orang dari Rusia dan bagaimana orang akan menanggapinya," kata Lana.

Dia berkata ketika orang bertanya dari mana asalnya, ada perbedaan dulu dengan sekarang yang dia rasakan.

"Dulu, ketika Anda mengatakan 'Saya dari Rusia', hal pertama yang orang katakan adalah vodka, beruang, matryoshka, dan semua hal yang tidak bersalah itu," katanya.

"Anda merasa seperti ya, saya dari Rusia, itu keren," dia menambahkan.

Tapi sekarang berbeda, katanya. Saat bepergian, dia bersiap untuk komentar negatif. Namun dia beruntung karena sejauh ini, orang telah menawarkan kata-kata simpati dan perhatian kepadanya.

Mendapatkan perlakukan buruk

Sekarang, saat Anna bercerita jika dia adalah orang Rusia, stigma buruk selalu datang keapdanya. Bahkan dia pernah ke restoran Polandia dan tidak dilayani karena melihat buku panduan bahasa Rusia miliknya. Setelah itu, dia mulai lebih menyembunyikan kewarganegaraannya.

Dia mengatakan sulit sekali rasanya mengungkapkan jawaban asal negaranya setiap kali orang-orang yang ditemui menanyainya.

"Setelah perang, saya kira, saya akan lebih takut dengan pertanyaan itu, karena saya akan langsung merasa perlu untuk mulai menjelaskan diri saya sendiri, takut akan reaksi negatif dan agresif," kata dia.

Harapan warga Rusia

"Manusia tetaplah manusia," kata Lana.

"Terlepas dari kewarganegaraan, paspor Anda, kewarganegaraan Anda. Saya pernah tinggal di beberapa negara. Saya sering bepergian. Dari pengalaman saya, sering kali stereotip (Rusia jahat) tidak berlaku," dia menambahkan.

Anna mengatakan dia ingin dunia tahu bahwa tidak semua orang Rusia menakutkan. Sebaliknya, mereka ramah, baik hati, siap membantu dan ingin berteman baik.

Azarova mengatakan dia berharap dunia mengerti bahwa memberi sanksi kepada rakyat Rusia, yang bertentangan dengan pemerintah dan elit penguasa, tidak akan mempengaruhi Putin. Dia menambahkan, meskipun dia sangat merindukan Moskow, dia perlahan menerima bahwa dia mungkin tidak akan pernah tinggal di sana lagi.




(sym/fem)

Hide Ads