Masa kritis dari maskapai nasional Garuda Indonesia seperti sudah berlalu. Proses hukum yang panjang telah dilaluinya yang bertujuan untuk menyehatkan perusahaan.
Dalam prosesnya itu, ada sebuah wacana yang tersiar di kalangan industri penerbangan bahwa sudah dipersiapkan pengganti Garuda Indonesia yang sakit-sakitan. Lalu, terbanglah Pelita Air yang menginduk pada Pertamina.
Maskapai Pelita Air sempat digadang-gadang menjadi pengganti Garuda Indonesia. Namun kini terjawab sudah dengan adanya bantahan dari Dirut Pelita Air Dendy Kurniawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak pernah diminta nggak pernah bercita-cita juga. Saya rasa wacananya bukan ke sana," kata dia sembari tertawa kecil, Senin (10/4/2023).
Namun, Dendy tak menampik bahwa maskapai yang dipimpinnya memanglah pengganti yang pas untuk Garuda Indonesia. Katanya, layanan dari Pelita Air memang disiapkan untuk mengambil alih slot kosong dari maskapai itu.
"Kan waktu itu kita diharapkan bisa mengisi kapasitas yang ditinggalkan oleh Garuda Group. Karena waktu itu kan saudara kita harus menyelesaikan restrukturisasinya kan nggak bisa nambah kapasitas," ujar dia.
"Nah diharapkan kita bisa menjadi pengisi. Mudah-mudahan ke depan kita bertiga, Garuda-Pelita-Citilink, bersama-sama mengisi kapasitas domestik nasional," dia menambahkan.
Kini Garuda Indonesia seperti sudah normal kembali operasionalnya. Lalu, Pelita Air yang 'sudah terlanjur terbang' tetaplah terbang dan mengisi slot di antara Garuda Indonesia dan Citilink.
"Kita posisinya di medium. Kan di klasifikasinya ada full service, medium dan low cost. Kita di atas Citilink dan di bawah Garuda Indonesia," ujar dia.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan