Turis Taiwan bercerita bahwa dia diperas oleh bea cukai Bali saat di bandara. Namun, bea cukai yakin bahwa cerita turis tersebut tidak terjadi di wilayahnya.
Dilansir portal berita CTS, pemerasan itu dialami seorang turis Taiwan yang baru tiba di Bali untuk berlibur akhir pekan lalu.
Ketika tiba di bandara Bali, turis Taiwan tersebut mengeluarkan ponsel untuk mengambil foto dan mengabari sopir yang akan membawa rombongan mereka. Tak lama setelah mengeluarkan ponsel, ia didatangi oknum petugas bea cukai kemudian dibawa ke sebuah ruangan kecil dan gelap untuk diinterogasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika diinterogasi dan dilakukan berbagai pemeriksaan, turis tersebut sudah mencoba menjelaskan alasannya mengeluarkan ponsel dan mengambil gambar. Namun, pemberitaan di CTS menyebut, oknum bea cukai itu menolak penjelasan sang turis.
Awalnya, ia diminta untuk membayar uang denda sebesar USD 4.000 atau setara Rp 60 juta. Turis itu pun sampai harus berpura-pura tak punya uang untuk menghindar dari kewajiban membayar denda sebesar itu.
Setelah bernegosiasi dan karena dianggap baru melakukan pelanggaran pertama, ia akhirnya hanya dimintai denda USD 400 saja atau sebesar Rp 6 juta.
Pada akhir unggahan, akun tersebut lebih lanjut menyampaikan bahwa untuk mendapatkan paspornya kembali dari petugas dan melanjutkan perjalanannya. Ia menyepakati permintaan petugas tersebut untuk tidak menceritakan pengurangan denda yang telah ia terima. Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa setelah ia mengiyakan, petugas tersebut memintanya untuk merekam sidik jari. Kemudian petugas melakukan stempel/cap paspor turis Taiwan tersebut dan ia dipersilakan melanjutkan perjalanannya.
Bea Cukai pun langsung menanggapi kasus viral yang tertuduh ke instansinya. Dalam rilisnya mereka membantah jika cerita turis ini tidak terjadi dalam wilayah mereka.
Melalui siaran pers resmi yang disampaikan Staf Khusus Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Bidang Komunikasi, Yustinus Prastowo, Kemenkeu merespons info viral tersebut. Bea Cukai telah menelusuri informasi itu dan memastikan oknum pemeras bukanlah petugas Bea Cukai. Soalnya, petugas Bea Cukai tidak merekam sidik jari (fingerprint).
"Dari keterangan tersebut, kami meyakini bahwa kejadian tersebut tidak terjadi di Bea Cukai karena kami tidak memiliki kewenangan untuk melakukan perekaman sidik jari dan stempel/cap pada paspor," ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Hatta Wardhana, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/4/2023).
Dalam Twitter, Yustinus Prastowo juga menegaskan bahwa cerita tersebut tidak berada dalam wewenang bea cukai.
"Mencermati kronologi yang ada, diyakini kejadian tsb tidak terjadi di Bea Cukai. Terima kasih. Kami terus berupaya untuk makin baik," tulisnya dalam postingan Twitter, lengkap dengan rilis dan potongan cerita turis Taiwan tersebut.
Area bandara yang tidak boleh difoto
Terlepas dari curhatan turis Taiwan, traveler harus tahu nih tidak semua area di bandara boleh difoto lho. Terdapat beberapa spot yang bahkan diatur oleh undang-undang mengenai protokol keamanannya.
Larangan mengambil foto di berbagai wilayah tertentu di bandara juga diatur dalam PM 80 Tahun 2017 tentang Keamanan Penerbangan Nasional.
Di mana, pada pasal 5.2.8 PM 80 Tahun 2017 tentang Keamanan Penerbangan Nasional tertulis, "Unit penyelenggara Bandar Udara atau Badan Usaha Bandar Udara harus memastikan bahwa pengambilan gambar foto di tempat-tempat tertentu di daerah keamanan terbatas harus dilarang, kecuali atas izin dari kepala Bandar Udara."
Adapun tempat-tempat yang dilarang mengambil foto yaitu tempat pemeriksaan keamanan penerbangan atau security checkpoint, tempat pengendalian keamanan penerbangan atau access control point, tempat pelayanan keimigrasian, dan tempat pelayanan kepabeanan.
Kalau bea cukai membantah kasus viral ini tidak di wilayahnya, apakah mungkin turis Taiwan salah mencatut dan ternyata dia tertahan di imigrasi? Kita tunggu saja investigasi selanjutnya.
Baca juga: Bule Italia si Guru Tari di Bali Dideportasi |
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol