Hati-hati! Pantai Parangtritis Memukau, tapi Ombaknya Kadang Berbahaya

Di momen libur lebaran tiga wisatawan asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, terseret ombak di Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul. Petaka serupa pernah terjadi.

Koordinator SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah III Parangtritis, M Arif Nugraha mengatakan terdapat tiga korban dengan inisial F (14), N (16), dan Z (12), mereka datang bersama rombongan keluarga di Parangtritis pukul 09.00 WIB.

"Secara tidak sadar ketiga korban terbawa arus ke arah palung dan terseret ke tengah laut," kata Arif seperti dikutip dari detikJateng, Jumat (28/4/2023).

Tim SAR dan anggota Ditpolairud Polda DIY langsung memberi pertolongan terhadap ketiga korban. Dua korban berhasil diselamatkan.

"Petugas lalu berenang untuk menolong korban. Hasilnya dua korban berhasil diselamatkan dan satu korban atas nama F masih dalam pencarian," dia menambahkan.

Saat ini, kata Arif, tim SAR gabungan masih berupaya melakukan pencarian terhadap korban F yang belum ditemukan, baik dengan pemantauan dari darat dan laut. Sedangkan dua korban selamat telah mendapatkan penanganan di pos terpadu SAR Parangtritis.

Berangkat kejadian tersebut, Ia meminta wisatawan lebih berhati-hati ketika bermain air dan memperhatikan rambu dan himbauan di lapangan.

"Kepada wisatawan silahkan bermain air di Parangtritis, tapi berhati-hati dan patuhi rambu-rambu yang sudah kami pasang. Terus kalau ada petugas yang memberi himbauan di lapangan ya dipatuhi," kata dia.

Bukan kali pertama

Kejadian wisatawan yang terseret ombak ini bukan kali pertama di Pantai Parangtritis. Tercatat di tahun lalu, tepatnya pada 15 Agustus 2022 pengunjung terseret ombak selama 13 hari dan ditemukan di Pantai Batukaras, Pangandaran, Jawa Barat.

Begitu pula di tahun 2020 seorang wisatawan terseret ganasnya ombak pantai ini. Tepatnya pada 4 September 2020. Dia ditemukan sehari kemudian di Pantai Cangkring Bantul.

Walau merupakan pantai yang indah dan menjadi salah satu spot pantai favorit di Yogyakarta, tapi Pantai Parangtritis ternyata menyimpan resiko ombak yang patut diwaspadai.

"Pantai Selatan itu nggak ada penghalangnya, langsung ke lautan (samudra)," kata Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan, dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda Ribut Eko Suyanto dikutip dari detikJateng, Rabu (26/4).

"Saya dari Angkatan Laut, lihat gelombang itu nilai bahayanya sudah kelihatan. Air pasang begitu surut pasti gelombang akan naik. Apalagi dengan perubahan cuaca yang terjadi," ujar Eko.

Eko menjelaskan upaya mengevakuasi korban yang terseret ombak itu punya waktu emas (golden time) 3x24 jam. Selama waktu itu masih ada peluang korban bisa diselamatkan, dengan catatan korban tidak pingsan.