Selandia Baru merencanakan kontes yang ekstrem bagi anak-anak. Mereka diajak untuk membunuh kucing.
Melansir CNN, Senin (1/5/2023), dalam rancangannya, kontes itu mengajak anak-anak berburu dan membunuh kucing liar. Panpel berkampanye kontes itu sebagai bagian dari usaha untuk melindungi spesies asli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyelenggara mengumumkan kategori junior baru untuk anak-anak di bawah 14 tahun. Kompetisi tahunan itu berburu kucing liar dengan hadiah utama sebesar 250 dolar Selandia Baru atau sekitar Rp 2,5 juta.
Acara tersebut akan menjadi bagian dari penggalangan dana yang diselenggarakan oleh Kompetisi Perburuan Canterbury Utara untuk Sekolah Rotherham, yang berlokasi di wilayah Canterbury Pulau Selatan.
Tetapi dengan segera, ajang itu dibanjiri kecaman dari masyarakat dan kelompok pecinta hewan.
Pengumuman tersebut memicu kemarahan publik. Kontes itu pun disetop.
Dalam sebuah pernyataan, penyelenggara mengatakan adanya email dan pesan keji yang tidak pantas telah dikirim ke sekolah dan kepada panpel.
"Kami sangat kecewa dengan reaksi ini dan ingin mengklarifikasi bahwa kompetisi ini adalah acara lari komunitas independen," bunyi pernyataan itu.
Kucing adalah hewan peliharaan yang populer dan dicintai bagi banyak orang Selandia Baru. Namun, kucing liar dianggap sebagai masalah lama antara pecinta hewan dan pihak berwenang karena dampaknya terhadap hewan liar lainnya.
Di negara tetangga Australia, pihak berwenang mengatakan kucing liar mengancam kelangsungan hidup lebih dari 100 spesies asli.
Kucing liar disalahkan karena membunuh jutaan burung, reptil, katak, dan mamalia, setiap hari, mendorong pihak berwenang untuk mengatur pemusnahan secara teratur.
Penyelenggara kontes di Canterbury menyatakan bahwa turnamen berburu bagi junior untuk membunuh kucing liar yakni menggunakan senjata api atau cara yang lain. Mereka mengklaim itu adalah tentang melindungi burung asli dan spesies rentan lainnya.
"Sponsor dan keselamatan sekolah kami adalah prioritas utama kami, jadi keputusan telah dibuat untuk menarik kategori ini di tahun ini untuk menghindari reaksi lebih lanjut saat ini," katanya.
Baca juga: Dianggap Punah 2004, Singa Terlihat Lagi |
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan