Beberapa waktu lalu detikTravel datang ke Cengkareng Heliport dan berkesempatan untuk naik Helikopter Bell505 yang bermuatan 5 orang, 2 orang pilot dan 3 penumpang.
Pada kesempatan Lebaran kali ini, Helicity sebagai operator helikopter di Indonesia punya promo mudik dengan harga Rp7-Rp 12 juta sekali perjalanan dengan rute terjauh ke Bandung. Namun bagi traveler yang ingin sekedar mencoba naik helikopter untuk keliling Jakarta juga bisa kok menyewa dengan harga USD 2.000 per jamnya (sekitar Rp 15 juta).
Sebelum terbang, kami mendapatkan pengarahan dari tim safety mengenai do and don't selama penerbangan dengan helikopter. Salah satunya adalah untuk tidak berdiri di bagian belakang helikopter karena itu titik buta pilot.
Baca juga: Mudik Anti Macet, Naik Helikopter Saja! |
![]() |
Jadi, traveler diharapkan berdiri (saat helikopter standby) di bagian depan (yang ada jendela kacanya) supaya pilot bisa memastikan wilayah sekitarnya yang terjangkau oleh visualnya.
Baling-baling helikopter pun mulai berputar. Kami pun diminta untuk segera masuk ke dalam helikopter. Sabuk pengaman dipasang dan kami mengenakan headset untuk mengurangi kebisingan dan mempermudah komunikasi dengan pilot. Headset dilengkapi dengan microphone sehingga kamu tak perlu berteriak-teriak menyaingi suara baling-baling saat berkomunikasi di helikopter.
Pilot pun mulai mempersiapkan helikopter untuk terbang. Tak butuh waktu lama, kami pun mulai mengambang di udara dan maju ke arah tujuan.
Jika naik pesawat, entah mengapa saat naik tubuh kita terasa sangat berat. Namun, saat di helikopter begitu enteng saja. Itulah yang detikTravel rasakan.
![]() |
Saat di udara, kita juga tidak perlu mengganti ponsel dalam kondisi mode pesawat. Kita bebas kok memakai ponsel, bahkan bisa mengirim pesan juga. Namun, ada kemungkinan pesan yang traveler kirim akan tertunda karena faktor jaringan.
Selama di udara, kami disuguhi view kawasan Tangerang dari ketinggian. Adapun arah terbang helikopter menuju tol Cikupa.
Terlihat deretan perumahan, jalan raya dan jalan tol hingga gedung-gedung tingi yang menghiasi udara Jakarta. Saat itu sedikit berkabut, namun visual masih jelas jadi aman untuk terbang.
![]() |
Oh iya, bangku helikopter tidaklah bersekat seperti bangku di pesawat, jadi tidak ada sandaran tangan ya traveler. Selain itu, ruang kakinya sama seperti di pesawat komersil, pas-pas saja. Juga, suatu pengalaman sekali bisa melihat pilot mengemudikan helikopter dari dekat.
Saat pilot membelokkan pesawat, kita bisa merasakan helikopter sedikit mereng dan ini seru, sekaligus membuat deg-degan. Sesekali terasa goncangan angin, tapi tidaklah besar dan mengganggu penerbangan.
Sekitar 20 menit terbang kami pun kembali ke heliport. Tak butuh lama juga bagi pilot untuk mendaratkan helikopter dan kami pun mendarat dengan selamat. Setelah itu kami melepas sabuk pengaman dan headset, lalu melangkah keluar helikopter.
Bagaimana, traveler tertarik mencoba wisata dengan helikopter?
Baca juga: Mimpi Sukarno Bangun 'Las Vegas' di RI |
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Foto: Aksi Wulan Guritno Main Jetski di Danau Toba