Prostitusi Berkedok Kuliner Warung Soto di Klaten, Begini Faktanya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Prostitusi Berkedok Kuliner Warung Soto di Klaten, Begini Faktanya

Tim detikJateng - detikTravel
Senin, 15 Mei 2023 21:05 WIB
Satpol-PP Pemkab Klaten gerebek lokasi prostitusi berkedok warung di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu.
Foto: Prostitusi berkedok warung Soto di Klaten (dok Satpol PP Klaten)
Klaten -

Beredar viral praktek prostitusi berkedok usaha kuliner warung soto di Klaten. Berikut fakta-faktanya yang perlu traveler tahu:

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Klaten berhasil menggerebek sebuah warung soto di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten. Warung soto tersebut diduga dijadikan tempat prostitusi.

Dari hasil pengecekan petugas, ada dua PSK yang mangkal di warung soto tersebut. Warga bahkan menyebut praktik prostitusi di warung soto itu sudah berlangsung turun temurun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut Fakta-fakta Fenomena Prostitusi Berkedok Warung Soto di Klaten:

1. Terungkap dari Temuan Mayat Kakek-kakek

Praktik prostitusi ini terbongkar usai seorang kakek berinisial P (70) warga Kecamatan Delanggu ditemukan meninggal dunia di warung soto tersebut. Diduga korban terkena serangan jantung.

"Diduga sakit jantung. Sudah diperiksa dokter Puskesmas tidak ada tanda kekerasan," jelas Kapolsek Delanggu AKP Sutiman Hadi kepada wartawan di lokasi, Selasa (2/5/2023) siang.

ADVERTISEMENT

Menurut Kapolsek, kejadian tersebut diketahui sekitar pukul 11.30 WIB dan warga melapor ke Polsek. Korban ditemukan meninggal saat posisi tidur di dalam rumah.

"Katanya begitu tidur langsung bablas meninggal dunia. Keluarga sudah menerima dan jenazah dibawa pulang," imbuh Sutiman.

2. Digerebek Satpol PP

Satpol PP Pemkab Klaten kemudian menggerebek warung soto tersebut. Petugas menemukan dugaan lokasi itu menjadi tempat prostitusi.

"Betul yang kemarin lokasi ada orang meninggal. Tapi saat kita gerebek posisi tidak ada tamu," ungkap Sub koordinator bidang penindakan dan penegakan Perda Satpol-PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Sulamto, Selasa (9/5/2023) pekan lalu.

3. Sediakan 3 Kamar

Dari hasil pengecekan, rumah tersebut ternyata milik seorang warga yang sudah lanjut usia. Di rumah tersebut ada tiga kamar yang sering digunakan untuk praktik prostitusi .

"Ada tiga kamar yang ditemukan di dalam rumah tersebut. Biasanya rumah tersebut kedoknya untuk warung," imbuh Sulamto.

4. Tarif Rp 70 ribu

Hasil pemeriksaan petugas, terungkap tarif pelanggan cukup bayar Rp 70.000 sudah termasuk sewa kamar.

"Tarif yang dipatok penunggu warung itu Rp 70.000, itu kamar plus PSK-nya. Yang punya rumah atau kamar dapat Rp 15.000, sisanya untuk PSK," ungkap Sub Koordinator Penindakan Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten, Sulamto kepada detikJateng, Jumat (12/5/2023).

Dijelaskan Sulamto, modus di rumah tersebut terungkap setelah pada Senin (8/5) sekitar pukul 14.00 WIB Satpol PP mengecek lokasi. Rumah tersebut ukuran kecil.

5. Ada 2 PSK yang Mangkal

Dari hasil pengecekan, anak pemilik rumah itulah yang membuka warung soto, wedangan dan lainnya yang juga membuka layanan prostitusi. Ada dua PSK yang mangkal.

"Ada dua orang PSK yang ada di situ yang berasal dari wilayah sekitar Delanggu. Kita juga menerima laporan dari warga lewat medsos kita, rumah tersebut memang digunakan untuk itu," paparnya.

Satpol PP, sambung Sulamto, sebenarnya sudah terus mengawasi rumah tersebut. Bahkan tahun lalu pernah digerebek tapi kosong.

"Setahun yang lalu kita lakukan penggerebekan di situ, operasi pekat tapi kosong tidak ada penghuni sehingga tidak ada hasil. Baru kali ini benar adanya, kamar yang digunakan ada tiga kamar," imbuh Sulamto.

6. Beroperasi Sejak Lama

Ternyata, prostitusi itu sudah cukup melegenda di kawasan itu. Bahkan ada warga yang menyebut tempat prostitusi tersebut sudah turun temurun.

"Sesuai keterangan warga, memang sudah lama rumah itu untuk kegiatan prostitusi," terang Sulamto.

Sementara itu, seorang warga berinisial S mengatakan, tempat prostitusi itu sudah lama ada. Warga di sekitar lokasi menjuluki tempat itu dengan sebutan Mbok Seger.

"Lokasi itu sudah ada sejak lama, generasi tua juga tahu sebab ada sejak pabrik karung goni ada," kata S kepada detikJateng.

Menurutnya, keberadaan tempat prostitusi itu muncul seiring dengan beroperasinya pabrik goni yang ada di wilayah itu. Sebagai catatan, pabrik goni itu beroperasi sejak era kolonial, tepatnya di tahun 1934.

"Itu sudah turun-temurun dan sekarang yang mengelola anaknya, biasanya orang-orang dari pasar, ke situ. Dari depan warung tapi di belakang itu ada dua atau tiga kamar," kata dia.

7. Kini Ditutup Pemdes

Pemerintah Desa Gatak mengancam akan menuntut pihak-pihak yang menyebarkan hoax yang menyudutkan desanya. Pemdes menyebut warung tersebut hanya menyediakan kamar, bukan PSK.

"Kita sudah menggelar rapat. Kita akan tuntut yang menyebar berita hoax seperti di TikTok," ujar Kades Gatak, Kecamatan Delanggu, Walino saat diminta konfirmasi detikJateng, Sabtu (13/5).

"Ada yang menyudutkan sehingga merugikan padahal tidak benar. Tidak ada PSK di situ, juga tidak menyediakan dan hanya disewakan, bawanya dari luar," jelas Walino.

Dikatakan Walino, setelah pengecekan dilakukan Satpol PP Pemkab Klaten, pemerintah desa sudah bertindak. Pemerintah desa juga sudah menutup lokasi.

"Lokasi sudah kita tutup," kata Walino.


-----

Artikel ini telah naik di detikJateng.




(wsw/wsw)

Hide Ads