Traveling ke Klaten, Sempatkan Singgah di Warung Mi Ayam Tertua di Sana

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Traveling ke Klaten, Sempatkan Singgah di Warung Mi Ayam Tertua di Sana

Achmad Hussein Syauqi - detikTravel
Selasa, 16 Mei 2023 13:07 WIB
Warung mi ayam Bu Parti di Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan, Klaten, yang legendaris. Foto diambil Kamis (11/5/2023).
Warung mi ayam Bu Parti di Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan, Klaten, yang legendaris. (Achmad Hussein Syauqi/detikcom)
Klaten -

Warung mi ayam Bu Parti di Dusun Jagalan, Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan, Klaten viral. Warung ini merupakan warung mi ayam pertama di Klaten, Jawa Tengah.

Selain itu, warung mi ayam itu memiliki keunggulan lain, yakni tidak menggunakan bahan kimia dan memilih cara tradisional dalam produksinya.

Di warung tersebut, mi tidak dibeli di pasar, tetapi dibuat sendiri oleh istri Bu Parti, Muryoto. Pelanggan dibolehkan melihat secara langsung saat tangan terampil Muryoto (57) mencetak mi di dapur warung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat detikJateng berkunjung ke warung di tengah kampung tersebut, terlihat pemilik menggunakan bahan baku utama hanya telur ayam dan tepung terigu. Kedua bahan dicampur dengan takaran tertentu, diaduk tangan bersarung tangan plastik.

Setelah adonan jadi kemudian dipindahkan ke atas sebuah meja kayu. Adonan tersebut ditindih dengan batang kayu bulat sepanjang sekitar dua meter yang ujungnya diikat karet dan dikaitkan dengan tembok.

ADVERTISEMENT
Tangkapan layar mi ayam 'pertama' di Klaten di Instagram undercover.id.Tangkapan layar mi ayam 'pertama' di Klaten di Instagram undercover.id. Foto: Tangkapan layar

Batang kayu dengan garis tengah sekitar 10-15 sentimeter itu di ujungnya dinaiki oleh Muryoto seperti sedang naik motor. Muryoto kemudian melompat-lompat kecil sehingga batang kayu menekan adonan mie hingga pipih.

Proses itu dilakukan sekitar 3-5 kali sampai adonan mie kuat memadat. Setelah padat, mi dimasukkan alat pencetak yang digerakkan dengan tangan, maka jadilah bahan mi yang alami dan diolah dengan cara tradisional.

Tapi untuk melihat proses pembuatan mi yang unik ini pelanggan harus datang pagi. Ternyata cara produksi tradisional tersebut sudah dilakukan sejak awal berdirinya warung mi ayam Bu Parti.

"Sejak dulu cara buat mi ya begitu. Saya tahu dan belajar dari pabrik mi orang Cina di Jakarta dulu, mungkin sekarang pabriknya sudah pakai mesin," kata Muryoto seperti dikutip Selasa (16/5/2023).

Muryoto mengisahkan teknik pembuatan mi itu didapatnya saat merantau di Jakarta dan bekerja di warung mie tahun 1985-1986. Saat itu,dia sering diminta membeli mi ke produsen mi Tionghoa.

"Saya ambil mie dari orang China, saya sering main, tanya-tanya resep lalu saya bisa bikin mie sendiri dan laku. Saya pulang 1986 ke Klaten jualan mi di rumah," kata Muryoto.

Sejak menggeluti usaha mi ayam tahun 1986 itulah, kata Muryoto, cara membuat mie tradisional itu dipertahankan. Awalnya, dia menggunakan kayu ulin.

"Awalnya saya gunakan kayu raja ulin tapi mahal dan yang dulu sudah rusak. Sampai sekarang ganti batang kayunya sudah dua kali, yang sekarang pakai kayu raja besi," ujar Muryoto.

Menurut Muryoto, dengan cara pembuatan tradisional itu mie lebih padat, ulet dan kenyal. Untuk membuat satu kilogram mie, dibutuhkan waktu 15 menit.

Warung mi ayam Bu Parti di Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan, Klaten, yang legendaris. Foto diambil Kamis (11/5/2023).Warung mi ayam Bu Parti di Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan, Klaten, yang legendaris. Foto diambil Kamis (11/5/2023). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

"Untuk satu kilogram mi butuh 15 menit. Sehari biasanya 4-5 kilogram yang jadi 75-100 mangkok, tidak lebih dari itu," ujar Muryoto.

Dengan bahan alami dan cara tradisional itu, sambung Muryoto, mi di warungnya memiliki banyak kelebihan. Selain matang penuh, saat dimasak dan kenyal juga tidak mudah putus.

"Karena bahannya tanpa pengawet, dibuatnya tradisional mi lebih enak, lebih sehat, tidak cuma matang di luar tapi di dalam. Hanya memang tidak awet karena tanpa bahan kimia apapun, yang dibuat siang harus dihabiskan sore," ujar Muryoto.

Tidak hanya mi yang dibuat alami, bumbu dan potongan ayamnya dimasak dengan kayu bakar. Meski dengan kompor bisa tetapi beda rasanya.

"Dengan dimasak kayu bakar beda cita rasanya, ayamnya lebih matang karena panas kayu bakar. Bumbunya juga lebih enak rasanya," kata Muryoto.

Istri Muryoto, Parti (52) mengatakan Muyoto-lah yang meracik mi ayam dan bumbu. Dia hanya membantu.

"Semua ya bapaknya, saya membantu. Tapi kalau yang jualan saya," kata Parti.

Sebelumnya diberitakan, warung mi ayam Bu Parti di Dusun Jagalan, Desa Rejoso, Kecamatan Jogonalan, Klaten, mendadak viral. Postingan di media sosial Instagram bernarasi mi ayam pertama kali di Klaten, sejak harga Rp 100 hingga kini Rp 8.000 per porsi.

"Jam buka warung mulai jam 16.00 WIB, kadang sampai pukul 18.00 tapi kadang sampai pukul 19.00 WIB. Banyak pesanan lewat HP anak saya," ungkap Parti (52), pemilik warung.

***

Artikel ini juga tayang di detikJateng. Selengkapnya klik di sini.




(fem/fem)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads