Turis nakal tidak hanya menjadi pembahasan di tataran Pemprov Bali. Komisi X DPR RI membicarakannya dengan delegasi Commite On Transport And Tourism Of The Europian Parliament atau Komite Transportasi dan Pariwisata Parlemen Uni Eropa.
Pertemuan yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti itu dilaksanakan di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (16/5/2023). Adapun, delegasi Parlemen Uni Eropa dipimpin oleh Marian-Jean Marinescu membawa delapan anggota parlemen Uni Eropa lainnya.
Pertemuan dua parlemen itu membahas salah satunya mengenai oknum wisatawan asing yang melanggar adat dan budaya saat berkunjung ke Indonesia. Sebagai contoh saat sepasang wisatawan asal Polandia yang mendirikan tenda di pantai saat perayaan Hari Raya Nyepi di Bali. Fenomena permasalahan wisman di Bali belakangan memang kerap terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sepakat bahwa di mana kita datang di situ kita harus menghargai budaya-budaya lokal. Karena budaya tersebut juga menjadi selling point bagi Bali itu sendiri yaitu budaya lokal," wakil ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf.
Strategi Transportasi dan Wisata RI Setelah Pandemi
Dalam pertemuan tersebut, parlemen Uni Eropa berencana mengadopsi strategi transportasi dan pariwisata di Indonesia yang dianggap sukses dalam meningkatkan devisa negara. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf, yang hadir dalam pertemuan itu, mengatakan Parlemen Uni Eropa memandang pariwisata Indonesia telah pulih kembali setelah pandemi Covid-19.
"Mereka mau bertukar pikiran dan bertukar informasi mengenai pengembangan pariwisata. Jadi, ternyata di Uni Eropa di wilayah mereka sektor pariwisata itu belum berkembang terlalu besar artinya rebound-nya tidak seperti di Indonesia," kata Dede Yusuf, seperti dikutip Kamis (18/5).
"Indonesia telah dianggap memiliki rebound dengan cukup signifikan sehingga mereka ingin tahu pola-pola apa saja yang dilakukan. Dan tentunya kalau dari diskusi kemarin fokus mereka pada transportasi dan environment atau lingkungan," dia menambahkan.
Dede menyebut sektor pendukung kesuksesan pariwisata adalah infrastruktur penunjang yang memadai. Salah satunya sarana transportasi, yang akan menunjang wisatawan berkunjung ke tempat atau destinasi wisata.
Saat diskusi tersebut, Dede mengungkap Parlemen Uni Eropa memuji transportasi penerbangan Indonesia yang sudah menunjang wisata di Tanah Air.
Parlemen Uni Eropa juga memuji promosi wisata di Indonesia yang memikat maskapai-maskapai internasional untuk membuka rute penerbangan langsung ke lokasi tersebut. Di sisi lain, maskapai penerbangan internasional enggan membuka penerbangan langsung ke lokasi wisata yang ada di Eropa.
"Pertanyaan mereka adalah adanya rute-rute penerbangan yang saat ini juga collapse dan tidak bisa menjangkau negara-negara terdekat dari pengunjung-pengunjung dari berbagai dunia," kata Dede.
"Termasuk mereka berpikir bagaimana hubungan penerbangan (maskapai) ke Indonesia, karena mereka sangat tahu dengan alam Indonesia dan destinasi di Indonesia yang bagus," ujar dia.
Dede menjelaskan bahwa salah satu strategi promosi pariwisata Indonesia adalah dengan digelarnya event-event internasional, seperti perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Labuan Bajo dan ANOC World Beach Games 2023 yang akan digelar di Bali Agustus mendatang. Menurut Dede, promosi yang luas meningkatkan wisatawan ke Indonesia.
"Tentu kami katakan target kita adalah keseimbangan antara wisnus (wisatawan nusantara atau lokal) dan wisman (wisatawan mancanegara) sehingga tercapai target devisa negara dari berbagai sektor pariwisata," ujar mantan Wakil Gubernur Jabar itu.
Dede berharap pertemuan DPR RI dengan Parlemen Uni Eropa dapat membuka peluang kerja sama untuk memperkuat perkembangan pariwisata di Indonesia. Apalagi, Parlemen Uni Eropa menyatakan siap meningkatkan kerja sama pariwisata, salah satunya dengan mendorong negara-negara di Eropa mempermudah penerbitan visa.
"Indonesia mempunyai destinasi wisata yang beragam, perlu upaya secara internal Indonesia dan juga dukungan dari negara-negara luar untuk memperkaya referensi pengembangan objek wisata dan menyempurnakan strategi pengelolaan transportasi di Indonesia," ujar Dede.
Selain dengan Komisi X DPR RI, delegasi Pariwisata Parlemen Uni Eropa juga melakukan pertemuan dengan Komisi V DPR RI yang membidangi urusan infrastruktur dan transportasi.
Pertemuan antar parlemen tersebut membahas mengenai persoalan emisi karbon di mana Indonesia tengah melakukan berbagai upaya pengurangan emisi karbon, termasuk dengan digencarkannya pemakaian mobil listrik.
Salah satu simbol konkrit Indonesia dalam memerangi emisi karbon adalah penggunaan kendaraan listrik saat ajang Presidensi G20 di Bali pada 15-16 November 2022 lalu.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum