UNESCO baru saja menetapkan empat geopark Indonesia ke dalam situs UNESCO Global Geopark. Indonesia berencana mengusulkan dua geopark lagi untuk masuk daftar itu.
Keputusan itu didapatkan dalam Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris. Dalam agenda itu ditetapkan 18 geopark baru dan empat di antaranya merupakan geopark di Indonesia. Dengan tambahan empat geopark itu, kini ada 10 geopark Indonesia yang masuk dalam situs UNESCO atau Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Rasa syukur empat geopark masuk ke UNESCO, yaitu Ijen Geopark, Maros Geopark, Menagin, dan Raja Ampat masuk ke dalam UNESCO Geopark. Kini, Indonesia bulat punya 10 global geopark yang diakui UNESCO," kata Menparekraf Sandiaga Uno kepada media, Senin (29/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesepuluh geopark itu adalah Geopark Batur, Ciletuh, Geopark Batur, Geopark Rinjani, Geopark Raja Ampat, Geopark Merangin, Geopark Belitong, Gunung Sewu, Kaldera Toba, Geopark Maros Pangkap, dan ijen.
Kemenparekraf telah menyiapkan langkah lanjutan untuk empat geopark yang baru masuk daftar UNESCO Global Geopark itu. Kemenpar segera meninjau geopark tersebut dan melihat potensi destinasi tambahan di sekitarnya.
"Kawasan geopark ini tentunya akan di-review untuk kawasan-kawasan tambahan sebagai destinasi yang sangat potensial karena ada status geopark nasionalnya. Dan ini akan kita pantau dan akan kita tingkatkan untuk menjadi situs internasional," ujar Sandiaga.
Sandiaga berharap ada lebih banyak lagi geopark yang masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark.
"Untuk tahun ini, keputusan Komite Nasional Geopark Indonesia mengusulkan Geopark Kebumen dan Geopark Meratus," ujar Sandiaga.
Baca juga: Kawah Ijen Resmi Jadi Anggota Geopark UNESCO |
Pengembangan geopark dinilai memberikan kontribusi nyata terhadap wilayah di sekitarnya. Antara lain, untuk pengembangan wilayah, peningkatan ketahanan masyarakat dari bencana, mendidik masyarakat pada kehidupan yang baik dengan menghormati budaya yang beragam.
Selain itu, pemberdayaan perempuan untuk memperoleh tambahan sumber pendapatan, memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat dengan adanya wisata geopark, serta terjalinnya kerjasama antar daerah dan negara dalam mendayagunakan keragaman geologi, keragaman hayati dan budaya, serta jasa lingkungan (amenities) secara berkelanjutan.
Geopark juga diyakini bisa menjadi solusi alternatif pemanfaatan kekayaan alam dan budaya untuk kebangkitan ekonomi dan pemberdayaan sosial yang tetap mengedepankan faktor pelestarian dan perlindungan lingkungan. Di samping itu, daya tarik kawasan sekaligus peluang investasi di beberapa sektor berpotensi untuk meningkat pesat. Mulai dari sektor jasa wisata, industri UMKM, industri kreatif, perhotelan, pertanian, kuliner dan beberapa sektor terkait lainnya.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!