Jarang Diketahui, Ada Kampung Buddha Terpencil di Ponorogo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jarang Diketahui, Ada Kampung Buddha Terpencil di Ponorogo

Charolin Pebrianti - detikTravel
Minggu, 04 Jun 2023 20:23 WIB
Ada Kampung Buddha terpencil di Ponorogo, perbatasan Jatim-Jateng. Tepatnya di Dusun Sodong, Desa Gelang Kulon, Kecamatan Sampung.
Kampung Buddha di Ponorogo. Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim
Ponorogo -

Tahukah kamu, ternyata ada lho Kampung Buddha di Kabupaten Ponorogo. Di kampung ini, umat Buddha bersama-sama memperingati Hari Waisak.

Kampung Buddha itu adalah Dusun Sodong, Desa Gelang Kulon, Kecamatan Sampung. Disebut Kampung Buddha karena mayoritas penduduknya beragama Buddha.

Ketua Vihara Dharma Dwipa, Suwandi mengatakan ada sesepuh yang dulu mengenalkan agama Budha. Sebelumnya, kepercayaan warga beragama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahun 1950-an lalu dikenalkan agama Buddha oleh Mbah Saimin," tutur Suwandi kepada wartawan, Minggu (4/6/2023).

Suwandi menambahkan kampungnya merupakan kampung terpencil dengan akses jalan yang susah. Pun juga berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.

ADVERTISEMENT

"Asal mula agama Buddha itu dari Wonogiri, warga sini dulu menganut kepercayaan. Terus lambat laun akhirnya mengenal dan diajarkan agama Buddha oleh Mbah Saimin akhirnya warga menganut agama Buddha," terang Suwandi.

Menurutnya, setelah tahun 1969 dibangunlah vihara yang terus dirawat hingga kini. Saat ini sudah ada 152 umat Buddha yang menjaga Vihara Dharma Dwipa Sodong.

"Ada 62 KK yang saat ini masih menganut agama Buddha," jelas Suwandi.

Suwandi melanjutkan, banyak umat Buddha pindah agama karena faktor pernikahan atau pun karena hal lainnya. Namun kebanyakan karena faktor pernikahan.

"Tahun 1980an umat Buddha mulai berkurang karena faktor perkawinan atau juga pencerahan," ujar Suwandi.

Ia mencontohkan, ada umat Buddha yang menikah dengan umat Islam akhirnya pindah ke Islam. Ada juga umat agama lain pindah ke Buddha.

"Masalah agama itu kan sifatnya individual tidak boleh memaksa atau mengintimidasi, jadi bebas tergantung orang masing-masing," pungkas Suwandi.

Artikel ini sudah tayang di detikJatim.




(pin/pin)

Hide Ads