Ada banyak cerita pendaki yang selamat berkat Sherpa di Gunung Everest. Dari banyak cerita bahagia, ada juga kisah pendaki yang tak tahu diri.
Pendaki ini datang dari China. Bermarga Liu, pendaki wanita ini berusia 50 tahun. Semua bermula ketika Liu ditemukan tak sadarkan diri di dekat puncak Gunung Everest oleh pemandu Sherpa.
Sherpa adalah salah satu suku di Nepal yang hidup di lereng-lereng pegunungan Himalaya. Mereka sudah terbiasa naik turun gunung dan kerap membantu pendaki.
Kebetulan yang pemandu tersebut sedang mengawal pendaki lain bernama Fan Jiangto ke puncak. Melihat Liu yang sekarat, Fan setuju ketika Sherpa mengutarakan keinginannya untuk menyelamatkan Liu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fan meninggalkan mimpinya untuk mencapai puncak dan berhasil memindahkan Liu sampai 200 menter. Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), saat itu kondisi cukup ekstrem sehingga Fan pergi sendiri untuk mencari bantuan.
Di jalan, Fan bertemu dengan Xie Ruxiang, sesama anggota Asosiasi Pendakian Gunung Provinsi Hunan. Xie pun setuju membantu penyelamatan Liu dan mengesampingkan mimpinya untuk sampai puncak.
Xie mengklaim pemandu Sherpa-nya adalah pendaki terkuat di antara mereka. Awalnya, Sherpa itu enggan membantu, sehingga Xie menawarkan hadiah sebesar US$10.000 atau setara Rp148 juta. Pemandu Sherpa itu kemudian setuju.
Untuk diketahui, biaya yang ditawarkan Xie sebenarnya standar. Karena para Sherpa memang mengenakan biaya standar sebesar US$8.000 atau setara Rp118 juta hingga US$10.000 untuk membantu pendaki dengan memandu mereka dalam cuaca buruk. Para Sherpa ini juga akan menyiapkan peralatan dan membawa sebagian besar perlengkapan.
Mereka semua kemudian bekerja bersama. Pemandu Sherpa Xie menggendong Liu di punggungnya sementara Xie dan Fan bergiliran mengangkat kakinya. Hal ini dilakukan untuk membantu meningkatkan aliran darah saat mereka turun kebase camp, di mana pendaki China yang kehilangan kesadaran itu bisa menerima perawatan selama beberapa hari sebelum sembuh.
Setelah berhasil menyelamatkan Liu, Pemandu Sherpa itu kemudian bertanya kepada Xie dan Fan tentang biaya penyelamatan yang dijanjikannya. Tapi kemudian menurut Fan, Liu menolak membayar semua biaya itu.
"Masing-masing dari kami membayar tip pemandu sebesar US$1.800 atau setara Rp26 juta dan dia mengatakan akan membayar US$1.500 atau setara Rp22 juta sebagai tip. Untuk biaya penyelamatan sebesar US$10.000, Liu mengatakan bahwa dia hanya akan membayar US$4.000 atau Rp59 juta" klaim Fan.
"Apa yang dia katakan membuat saya marah. Saya mengatakan kepadanya, 'Karena itu adalah sikap Anda, saya tidak ingin satu sen pun dari Anda. Anda tidak perlu memberi saya uang," kata Fan.
"Saya telah bersiap untuk mendaki Gunung Everest selama 40 hari dan menghabiskan 400.000 yuan (US$56.000 setara Rp832 juta) untuk mencapai tujuan ini. Saya tidak mau menyerah pada rencana saya untuk mencapai puncak. Terlebih lagi, biaya penyelamatan dibayar oleh saya. Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya hanya ingin tahu mengapa dia enggan membayar," lanjutnya.
Menurut Fan dan Xie, Liu juga belum sempat berterima kasih pada mereka. Fan sudah sangat dongkol dan tidak ingin lagi melanjutkan pembicaraan itu.
Cerita tersebut telah menarik perhatian secara nasional di China daratan. Hal ini bisa dilihat dari 300 juta kali penayangan di Weibo. Dari semua komentar rata-rata mencela Liu.
"Setelah kisah ini, akankah pendaki masa depan menyelamatkan atau membantu orang lain di Gunung Everest? Saya pikir mungkin tidak. Wanita ini telah memupus harapan hidup pendaki lain yang mendapat masalah saat mendaki Everest," kata seorang komentator.
"Kita harus mengirimnya kembali ke lereng gunung," komentar orang lain.
"Apakah dia punya hati nurani? Apakah nyawanya tidak bernilai US$10.000?" tambah yang lain.
Reaksi publik yang marah mendorong Xie dan Fan untuk meminta publik agar tidak menggertak Liu. Meskipun pendaki China itu masih saja tak mau bayar Sherpa.
"Menyelamatkannya adalah pilihan kita, dan mengungkapkan rasa terima kasih adalah miliknya. Ini adalah dua hal yang terpisah. Kami bukan dia dan tidak mengerti apa yang dia rasakan. Mari kita tunjukkan toleransi," kata Xie.
"Kami telah menyelamatkannya, jadi kami berharap dia dapat terus hidup dengan baik. Kita harus menghentikan serangan dan penghinaan ini," pungkas Fan.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana