Anggota tim penyelamat, Nicolas Ordonez Gomes, mengenang momen memilukan saat menemukan empat anak Suku Huitoto korban pesawat jatuh di hutan Amazon. Anak-anak itu sangat kurus.
Empat anak itu adalah si sulung Lesly Jacobombaire Mucutuy berusia 13 tahun, Soleiny Jacobombaire Mucutuy berusia 9 tahun, Tien Ranoque Mucutuy berusia 4 tahun, dan bayi Cristin Ranoque Mucutuy (11 bulan). Mereka hilang sejak pesawat ringan Cessna 206, yang mereka tumpangi, jatuh di hutan Amazon pada 1 Mei dini hari.
Pesawat itu seharusnya terbang dari Araracuara, di Provinsi Amazonas, menuju San Jose del Guaviare. Mereka berniat meninggalkan Araracuara untuk menghindari pemberontak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tragedi itu membunuh pilot Hernando Murcia Morales, copilot Yarupar Herman Mendoza HernΓ‘ndez, dan wanita berusia 33 tahun, yang merupakan ibu dari empat anak tersebut, Magdalena Mucutuy Valencia. Jasad mereka ditemukan oleh tim pencari.
Tetapi, anak-anak itu hilang selama 40 hari. Mereka harus bergelut dengan keganasan isi hutan Amazon.
Tim gabungan militer dan warga adat melakukan pencarian terhadap mereka. pada 9 Juni dini hari mereka ditemukan.
"Anak sulung, Lesly, dengan adiknya yang paling kecil di pelukannya, berlari ke arahku. Lesly berkata: 'Aku lapar,'" tutur Gomes menirukan perkataan Lesly kepada stasiun televisi RTVC dan dikutip dari BBC, Selasa (13/6/2023).
"Salah satu dari dua adiknya sedang berbaring. Dia bangun dan berkata kepada saya: 'Ibuku sudah meninggal'," dia menambahkan.
Menurut Gomes, tim penyelamat menjawab dengan "kata-kata positif dan mengatakan bahwa kami adalah teman, bahwa kami dikirim oleh keluarga".
Gomes menyebut bocah itu kemudian merespons: "Saya ingin roti dan sosis".
Dalam tayangan yang dirilis pemerintah, keempat kakak-beradik itu tampak kurus karena lebih dari sebulan tidak makan secara layak.
Edwin Paki, salah satu tokoh adat yang ikut dalam upaya pencarian, menyebut Lesly dan adik-adiknya menemukan farina, sejenis tepung, dari puing-puing pesawat Cessna 206 yang mereka tumpangi. Anak-anak itu bertahan hidup dengan tepung sampai habis, kemudian mereka makan biji-bijian serta buah yang mirip markisa, namanya avicure.
Henry Guerrero, salah satu anggota masyarakat adat yang menjadi bagian tim pencarian, mengatakan "satu-satunya yang mereka pikirkan adalah makan dan makan" ketika ditemukan.
"Mereka ingin makan pudding beras, mereka ingin makan roti," ujarnya.
Sebuah rekaman video yang dibagikan oleh Kementerian Pertahanan Kolombia memperlihatkan anak-anak tersebut diangkat ke dalam helikopter di tengah kegelapan di atas pepohonan tinggi. Kemudian, mereka diterbangkan ke ibu kota Bogota dan diangkut ambulans menuju rumah sakit, tempat mereka menjalani perawatan medis lebih lanjut.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol