Jemaah haji plus PT Arminareka Perdana memasuki hari-hari terakhir di kota Nabi, Madinah. Selama di Madinah, jemaah haji melakukan city tour dan pastinya berbelanja.
Jemaah mendatangi aneka pusat belanja yang terkenal di Madinah, mulai dari supermarket Bin Dawood yang terkenal murah, kemudian berbelanja kurma nabi atau kurma ajwa yang terkenal berkhasiat di Kebun Kurma Fahd sampai berbelanja perlengkapan salat seperti tasbih, sajadah atau baju gamis serta tidak lupa oleh-oleh untuk sanak saudara di kampung halaman.
Pastinya barang bawaan jemaah haji plus Arminareka Perdana jadi berat. Untungnya, Arminareka Perdana menyediakan fasilitas kargo gratis seberat maksimal 20 kg untuk masing-masing jemaah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Arminareka memberikan fasilitas free kargo 20 kg dengan tujuan kota utama di Indonesia untuk jemaah haji khusus Arminareka Perdana selama di Kota Madinah," ujar Dirut PT Arminareka Perdana Richan Mudzakar di Madinah seperti dilaporkan reporter detikcom Dadan Kuswaraharja, Rabu (14/6/2023).
Baca juga: Wisata Belanja Sambil Wakaf Quran di Madinah |
![]() |
Fasilitas free cargo ini di luar koper bagasi pesawat 30 kg dan koper kabin. Jadi buat jemaah ini sesuatu yang menyenangkan.
"Alhamdulillah, saya pikir hanya maksimal 30 kg saja " ujar seorang jemaah dari Kendari.
Apalagi pengirimannya mudah. Truk jasa kargo parkir di depan hotel jemaah untuk pengukuran bobot kargo dan pencatatan resi pengiriman.
Namun untuk fasilitas free cargo ini jemaah dilarang melarang mengirimkan cairan seperti air zamzam, parfum dan sejenisnya. Untuk buah-buahan seperti kurma, kacang atau pakaian boleh dikirim.
Pengiriman cargo ini menggunakan jasa kargo Saudi Post dan diperkirakan akan tiba di Indonesia sebelum jemaah haji plus kembali ke tanah air. Jadi sanak saudara di tanah air bisa mendapatkan oleh-olehnya terlebih dulu.
(ddn/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan