Kapal selam wisata Titanic yang membawa lima orang penumpang hilang sejak Minggu (18/6/2023)lalu. Beberapa ahli pun menyampaikan dugaan tentang kemungkinan yang terjadi pada kapal selam wisata itu.
Kapal selam Titan seberat 23.000 pon milik Ekspedisi OceanGate menghilang dari radar sekitar satu jam 45 menit setelah turun di lepas pantai Cape Cod, Massachusetts.
Dilansir dari Insider, Rabu (21/6/2023) terdapat tiga kemungkinan yang terjadi pada kapal selam wisata yang menuju reruntuhan Titanic ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Titan kemungkinan terombang-ambing di permukaan dan menunggu ditemukan
Stefan B Williams, seorang profesor robotika kelautan di University of Sydney yang labnya bekerja dengan kapal selam tanpa awak, mengatakan jika terombang-ambing di permukaan laut adalah skenario terbaik untuk kasus ini. Williams menduga perangkat komunikasi Titan gagal terhubung dengan kapal induknya dan menunggu untuk ditemukan.
Tapi, sepertinya ini sangat kecil kemungkinannya. Kapal seperti Titan biasanya dirancang untuk menurunkan beban atau mengembangkan pelampung secara otomatis untuk membawanya kembali ke permukaan jika terjadi kesalahan.
Pensiunan Angkatan Laut Laksamana Chris Parry mengatakan jika kapal itu muncul ke permukaan maka kapal selam itu bisa ditemukan sekarang.
2. Mengalami ledakan
Jika tidak muncul ke permukaan, kemungkinan lainnya kapal mengalami ledakan di dalam air. Itu bisa karena kebocoran atau kegagalan daya.
Williams dalam blognya mengatakan ada juga kemungkinan kebakaran kecil dari korsleting listrik mungkin telah merusak sistem elektronik kendaraan, yang digunakan untuk navigasi dan kendali kapal. Skenario terburuk adalah bahwa tekanan lambung tekanan melebih batasnya hingga mengarah ke 'ledakan bencana'.
"Itu akan terjadi cukup cepat, dan kecil kemungkinannya untuk selamat," kata dia.
3. Terjerat di reruntuhan Titanic
Dua ahli mengatakan bahwa skenario lain yang mungkin terjadi adalah Titan bisa terjerat di reruntuhan Titanic, yang terletak sekitar 12.500 kaki di bawah air.
Frank Owen, seorang pensiunan pejabat Angkatan Laut Australia dan direktur proyek untuk penyelamatan kapal selam, mengatakan bahwa reruntuhan di dasar laut dikelilingi oleh puing-puing dari bencana lebih dari seabad yang lalu.
"Ada bagian-bagiannya di mana-mana. Ini berbahaya," katanya.
Namun, tidak jelas apakah kapal selam itu berhasil sampai ke reruntuhan sejak awal.
Penyelamatan dasar laut sangat sulit
Alistair Greig, seorang profesor teknik kelautan di University College London, mengatakan bahwa penyelamatan dasar laut akan sangat sulit.
"Hanya sedikit kapal yang bisa menyelam sedalam itu, dan tentunya bukan penyelam," katanya.
Williams menambahkan bahwa mungkin sulit bagi tim penyelamat untuk melihat kapal selam dari permukaan, karena sonarnya tidak dapat mengambil dari puing-puing dan medan yang tidak rata di dasar laut.
Penumpang yang berjuang survival
Jika kapal masih utuh, berarti para penumpangnya sedang berjuang bertahan hidup di dasar laut. Tanpa sistem pendukung kehidupan, kapal selam bisa menjadi sangat dingin, suhu air di luar mendekati titik beku.
David Gallo, penasihat senior untuk inisiatif strategis di RMS Titanic, mengatakan kepada CNN bahwa berkurangnya kadar oksigen dan melawan hawa dingin menjadi perhatian utama keselamatan penumpang saat ini.
"Airnya sangat dalam, lebih dari 2 mil," kata Gallo.
"Ini seperti kunjungan ke planet lain. Bukan seperti yang orang pikirkan. Ini adalah lingkungan tanpa matahari, dingin, dan tekanan tinggi." dia menambahkan.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!