Sancraft. Nama yang mudah menempel di ingatan. Produknya juga menggemaskan dan bisa dipakai sehari-hari. Sekaligus cocok sebagai suvenir atau cenderamata, serta oleh-oleh.
Scarf, pouch, gantungan kunci, sticker pack, notebook, bantal berjejer di satu meja mungil dan T-shirt ada di gantungan pakaian dalam sebuah bazar di JCC bulan lalu. Benda-benda itu langsung membetot perhatian dengan keunikan ilustrasi dan warnanya.
Bajaj, Monas, ondel-ondel, peta Indonesia, hutan, Sumatera dan sejumlah satwa khas Tanah Air, ayam dan harimau, menempel di atas scarf, pouch, gantungan kunci, sticker pack, notebook, bantal, dan T-shirt itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aku ingin Sancraft bernuansa Indonesia banget; tempat, makanan, ikon kotanya. Setiap orang yang melihat Sancraft akan melihat Indonesia. Kalau pun banyak ilustrasi bernuansa Jakarta, itu karena ada momen acara yang Jakarta banget," kata Sanjung Sari Pursie, pemilik Sancraft dalam perbincangan dengan detikTravel, beberapa waktu lalu.
Soal tema ilustrasi itu, Sanjung menyebut mematok target empat tema ilustrasi baru setiap tahunnya. Dia ingin pelanggan bisa mendapatkan produk yang segar. Selain itu, dia menantang dirinya sendiri agar tidak terlindas oleh pesaing.
Tidak melulu memenuhi tuntutan tren yang ada, Sanjung juga menggunakan produknya untuk berkampanye pelestarian hutan Indonesia. Dia menuangkan gagasan itu melalui tema hutan Sumatera.
"Aku juga menggunakan Sancraft untuk kampanye melestarikan hutan Indonesia," kata Sanjung.
Keunikan itu pula yang membuat Bank BRI menempatkannya Sancraft sebagai salah satu kontestan dalam Brilianpreneur 2022. Sebagai peserta, Sanjung mendapatkan pelatihan dan kurasi dari perwakilan Brilianpreneur. Sancraft mendapatkan kesempatan ikut bazar di JCC Jakarta.
Tidak cuma perwakilan Brilianpreneur yang kepincut dengan produknya. Faktanya, Sancraft laris manis di pasaran. Tidak hanya pembeli lokal, tetapi juga pelanggan dari luar negeri.
"Setiap mengikuti bazar saya bikin survei kecil-kecilan. Banyak yang menjadikan Sancraft sebagai oleh-oleh atau kado," kata Sanjung.
![]() |
Menariknya, Sancraft tidak memiliki toko luring sendiri. Sancraft menitipkan penjualan di salah satu tenant di mal Jakarta, pameran, dan bazar, sekaligus mendistribusikan produk hingga ke tangan pembeli justru melalui marketplace. Sanjung juga mengandalkan berpromosi melalui media sosial.
"Di rumah juga tidak ada toko. Pengemasan dan distribusi pemesanan online dari marketplace atau dari Instagram dilakukan di rumah. Untuk promosi saya maksimalkan fitur di marketplace dan Instagram," ujar perempuan yang juga guru seni itu.
Selamat dari Pandemi Berkat Maksimalkan Digitalisasi
Berkat memaksimalkan digitalisasi itu, Sancraft juga bisa bertahan saat wabah Covid-19 menerpa dunia. Pada periode itu, Sanjung tidak dapat mengandalkan penjualan dengan sistem titip di salah satu tenant di mal atau pun pameran atau bazar. Sebab, selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama dua bulan, mal ditutup, orang-orang juga dilarang berkumpul, berbagai bazar juga dilarang.
"Omset sampai turun 50 persen di awal pandemi. Turun banget. Tabungan saya juga terkuras. Saat itu, saya sudah terlanjur menstok barang, kemudian bingung mau diapain. Lantas, saya coba-coba jual secara online. Di saat bersamaan orang juga enggak bisa ke mana-mana dan mereka order secara online," kata Sanjung mengenang periode itu.
![]() |
"Saat itu, banyak pemesan yang menjadikan Sancraft sebagai hantaran, kado. Jadi, saya kasih promo, setiap pemesanan produk Sancraft saya tambahin kartu ucapan yang saya tulis," dia menjelaskan.
Kini, produk sancraft dibanderol mulai Rp 20 ribu dan paling mahal ada di nominal Rp 325 ribu.
Setelah endemi, Sancraft perlahan mulai bangkit kembali. Sanjung meneruskan berpromosi melalui media sosial. Dia juga tetap melakukan penjualan melalui marketplace dan kembali menitipkan Sancraft di salah satu tenant di mal ibu kota.
(fem/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol