Pramugari Umumkan Tel Aviv di Palestina, Penumpangnya Berang

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Kamis, 29 Jun 2023 05:39 WIB
Ryanair (Foto: Dok. AFP)
Jakarta -

Seorang eksekutif maskapai meminta maaf langsung kepada semua pelanggan. Alasannya, pramugari salah menyebut Tel Aviv berada di Palestina dalam sebuah pengumuman.

Adalah kepala eksekutif maskapai penerbangan Ryanair yang telah meminta maaf setelah seorang pramugari mengumumkan bahwa kota Israel Tel Aviv berada di Palestina.

Eddie Wilson mengatakan kepada kelompok hak asasi manusia Yahudi, Simon Wiesenthal Center, bahwa itu adalah kesalahan yang tidak perlu dipermasalahkan.

Beberapa penumpang mengeluh. Mereka sampai berkumpul dalam sebuah barisan setelah penerbangan.

Wilson mengatakan bahwa dia telah menulis surat kepada duta besar Israel di Irlandia, menambahkan bahwa Israel adalah mitra penting untuk Ryanair.

"Pada tanggal 10 Juni, dalam penerbangan dari Bologna ke Tel Aviv, seorang anggota awak kabin junior, dengan polos tetapi tidak dapat dijelaskan, mengumumkan bahwa penerbangan tersebut akan segera mendarat di Palestina," tulis Wilson dalam sebuah surat kepada Simon Wiesenthal Center, dikutip dari BBC, Kamis (29/6/2023).

Wilson mengatakan bahwa Ryanair 100% puas bahwa ini adalah kesalahan yang tidak disengaja tanpa nada atau niat politis.

"Setelah pengumuman yang dibuat dalam bahasa Italia dan Inggris, beberapa penumpang mengeluh, dan terus bersikap kasar. Bahkan itu terus berlangsung meski awak kabin meminta maaf," katanya.

"Polisi harus dipanggil ke pesawat ketika mendarat", kata Wilson.

Penggunaan nama Palestina menggantikan Israel menunjukkan tidak diakuinya negara Yahudi dan dipandang sangat provokatif oleh kebanyakan orang Israel.

Setelah penerbangan, barisan tersebut mendapatkan momentum. Beberapa komentator media Israel meminta warga Israel untuk memboikot maskapai tersebut jika permintaan maaf tidak dibuat.

Wilson mengatakan bahwa Israel adalah mitra penting untuk Ryanair, menambahkan bahwa itu adalah maskapai terbesar kedua Israel.

"Kami berencana untuk berinvestasi di Israel untuk meningkatkan lalu lintas dan konektivitas baik bagi orang Israel yang bepergian ke Eropa dan juga untuk membawa pariwisata masuk yang sangat dibutuhkan ke Israel," katanya.

Dalam sebuah surat kepada Ryanair, Simon Wiesenthal Center mengatakan telah menerima banyak keluhan tentang insiden tersebut. Dikatakan setelah pengumuman penumpang meminta koreksi, namun ditolak.

"Bagaimana reaksi Ryanair jika pramugari mereka dalam penerbangan ke Dublin mengumumkan berkali-kali bahwa penumpang akan segera tiba di Inggris?" kata Rabbi Abraham Cooper, kepala Simon Wiesenthal Center

"Setiap orang berhak atas pendapat mereka tetapi tidak untuk fakta alternatif," katanya.



Simak Video " Video: Permukiman Warga Yahudi di Haifa Hancur Diserang Rudal Iran"

(msl/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork