Kisah tewasnya penumpang kapal selam mini Titan masih menghiasi headline dunia. Ibunda Suleman Dawood dan istri Shahzada Dawood, bapak anak penumpang kapal itu, mengenang mereka.
Suleman adalah penumpang termuda dalam kapal selam Titan yang dioperasikan oleh OceanGate untuk menjelajahi bangkai kapal Titanic di dasar laut di Kanada. Tak sendirian, sang anak ditemani oleh ayahnya Shahzada, pengusaha sukses asal Pakistan.
Mereka menjadi dua dari lima orang di dalam kapal selam Titan yang hilang dan kemudian dipastikan meledak pada 18 Juni 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada New York Times, Christine Sawood, ibu Suleman, bercerita tentang obsesi keluarganya terhadap bangkai Kapal Titanic. Mereka pertama kali mengunjungi pameran Titanic pada tahun 2012 di Singapura.
Imajinasi mereka akan Greenland tumbuh setelah melihatnya langsung tahun 2019. Sampai mereka menemukan iklan OceanGate yang menawarkan perjalanan ke sana.
Awalnya, tiket itu dibeli untuk Christine dan Shahzada. Karena pandemi, perjalanan ditunda cukup lama. Tiba saatnya untuk berangkat, putra mereka telah mencapai usia 19 tahun, di mana ia lulus syarat untuk melakukan perjalanan itu.
Sebenarnya, mereka duo ayah-anak itu hampir melewatkan peristiwa nahas tersebut. Penerbangan mereka ke St John's Newfoundland mengalami keterlambatan.
"Kami sebenarnya cukup khawatir, seperti, 'Ya Tuhan, bagaimana jika penerbangan batal?"
Tetapi kini, Christine berharap pesawat itu tidak pernah terbang ke St John's Newfoundland.
Menjelang hari-hari penyelaman, semua barang-barang dikemas dan pertemuan terakhir diadakan. Penumpang diminta untuk memakai kaus kaki tebal dan topi, karena suhu di dalam air sangat dingin.
"Mereka diminta untuk menjalankan diet residu rendah sehari sebelum menyelam, tak boleh minum kopi di pagi hari," kata dia.
Kapal selam itu sangat kecil. Toiletnya pun bergaya kemah, hanya ditutup tirai.
"Untuk menghibur diri di perjalanan panjang, mereka disuruh membuat playlist musik favorit untuk diputar melalui speaker bluetooth. Tapi, tak boleh ada musik country," kata dia.
Saat kapal Titan masuk ke air, Christine ada di sana, di dalam kapal induk Polar Prince. Dia bisa membayangkan putera kesayangannya duduk sambil mendengar musik, seraya kapal turun dalam keadaan gelap untuk menghemat daya baterai.
"Mereka duduk dalam kegelapan dengan sedikit cahaya dari biota air yang melayang melewatinya," ujar dia.
Kini, Christine hanya bisa mengenang putra dan suaminya.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan