Tiket penerbangan termahal rupanya berada di Benua Afrika. Harga tiket pesawat mahal dan masih harus transit lama pula.
Dilansir dari BBC, Kamis (13/7/2023) untuk dapat terbang di kawasan Afrika, penumpang biasanya harus membayar tiket yang tiga kali lebih tinggi. Selain itu, pajak penerbangan di sana juga lebih mahal.
Saking mahalnya terbang di dalam benua, biaya penerbangan ke benua lain seringkali lebih murah. Traveler mungkin penasaran, seberapa mahal sih biaya penerbangan di Afrika?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai perbandingan, biaya penerbangan dari Berlin di Jerman ke Istanbul di Turki harganya USD 150 atau sekitar Rp 2,2 juta untuk penerbangan langsung. Durasi penerbangannya kurang dari 3 jam.
Namun untuk penerbangan jarak yang sama dari Kinshasa di Kongo menuju Lagos di Nigeria, harga tiketnya antara USD 500 dan USD 850 yaitu sekitar Rp 12,8 juta. Itupun penumpang masih harus transit sampai 20 jam.
Tentunya biaya penerbangan mahal ini berdampak pada banyak aspek di Afrika. Jangankan masyarakat umum, para elit Afrika pun merasa kesulitan melakukan kegiatan bisnis karena hambatan ini.
Mengenai masalah ini, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) berpendapat jika hanya 12 negara utama di Afrika yang bekerja sama untuk meningkatkan konektivitas dan membuka pasar mereka, langkah itu akan menciptakan 155.000 pekerjaan dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) negara-negara tersebut lebih dari USD 1,3 miliar.
"Penerbangan berkontribusi langsung terhadap PDB di setiap negara. Penerbangan menghasilkan pekerjaan dan mengaktifkan perekonomian," kata Kamil al-Awadhi, wakil presiden regional IATA untuk Afrika dan Timur Tengah.
Asisten Profesor Hukum Komersial Universitas Durham Inggris, Adefolake Adeyeye, mengatakan bahwa Afrika secara keseluruhan masih tertinggal karena layanan udaranya yang buruk.
"Terbukti bahwa transportasi udara meningkatkan perekonomian. Seperti yang telah kita lihat di benua lain, maskapai murah dapat meningkatkan konektivitas dan biaya, yang meningkatkan pariwisata, yang kemudian menciptakan lebih banyak lapangan kerja," ujarnya.
Padahal, jalur transportasi udara sangat penting untuk benua itu. Sebabnya, kualitas jaringan jalan mereka terbilang buruk dan kekurangan jalur kereta api. Mau tak mau, bila menyangkut urusan kargo, mereka harus memanfaatkan pesawat.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!