Banyak Kecelakaan Transportasi Udara di Nepal, Ternyata Ini Sebabnya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Banyak Kecelakaan Transportasi Udara di Nepal, Ternyata Ini Sebabnya

Putu Intan - detikTravel
Kamis, 13 Jul 2023 06:39 WIB
Pesawat ATR 72-500 Yeti Airlines yang Jatuh di Nepal
Kecelakaan pesawat di Nepal. Foto: REUTERS/STRINGER
Jakarta -

Helikopter Manang Air yang jatuh di Nepal menambah panjang catatan kecelakaan di sana. Kenapa ya sering terjadi insiden transportasi udara di Nepal?

Berada di Pegunungan Himalaya, tak memiliki medan bergunung-gunung yang menjadi tantangan tersendiri bagi pilot. Tak jarang, kondisi ini menjadi momok tersendiri bagi siapapun yang terbang melintasinya.

Berdasarkan laporan Otoritas Penerbangan Sipil Nepal tahun 2019, Nepal memiliki topografi yang menjadi musuh dengan pilot. Di sana terdapat delapan dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Gunung Everest. Kondisi itu membuat pesawat sulit dinavigasi terutama saat cuaca buruk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, topografi yang bergunung-gunung ini membuat transportasi udara yang dapat melintas di sana adalah yang berukuran kecil, entah pesawat kecil atau helikopter. Sayangnya, menurut laporan Otoritas Penerbangan Sipil, pesawat dengan 19 kursi atau kurang dari itu lebih rawan mengalami kecelakaan.

Selain itu, cuaca di pegunungan dapat berubah dengan cepat dan menciptakan kondisi yang berbahaya bagi penerbangan. Ironisnya, Nepal tidak memiliki infrastruktur untuk prakiraan cuaca yang akurat, terutama di daerah terpencil dengan medan pegunungan yang menantang di mana kecelakaan mematikan telah terjadi di masa lalu.

ADVERTISEMENT

Kemudian bicara mengenai bandara, Nepal memiliki bandara dengan landasan pacu yang pendek dengan lingkungan sekitar yang berbahaya. Hal itu misalnya dapat terlihat di Bandara Lukla yang dikenal sebagai pintu gerbang ke Everest. Bandara ini terletak di sisi tebing dan di antara gunung-gunung. Bagian ujungnya pun langsung berbatasan dengan jurang.

Risiko penerbangan di Nepal semakin besar ketika investasi untuk perawatan pesawat tua juga kurang. Pada tahun 2015, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, memprioritaskan membantu Nepal melalui Kemitraan Bantuan Implementasi Keselamatan Penerbangannya. Dua tahun kemudian, ICAO dan Nepal mengumumkan kemitraan untuk mengatasi masalah keamanan.

Meskipun negara ini dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan standar keselamatannya, tantangan penerbangan itu tetap ada. Faktanya, sejumlah insiden pesawat jatuh terjadi setelahnya.

Kecelakaan pesawat di Nepal sebelumnya terakhir terjadi pada Januari 2023. Waktu itu, Yeti Airlines jatuh di Pokhara, sebanyak 68 penumpang dan empat awak kabin, 15 di antaranya adalah warga negara asing, termasuk India.




(pin/fem)

Hide Ads