Kapal pompong di Kepri yang mengangkut tim sepakbola terbalik dihantam ombak. Begini analisis penyebabnya menurut peneliti.
Kecelakaan itu terjadi di perairan Pulau Tengah, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri). Kapal terbalik sekitar pukul 11.30 WIB. Satu orang tewas dalam kecelakaan itu.
Kapal pompong itu tengah mengangkut tim sepakbola dari Desa Sungai Harapan. Mereka berangkat dari Pelabuhan Penarik menuju Pelabuhan Penuba, Lingga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Widodo Setiyo Pranowo, peneliti ahli utama Bidang Kepakaran Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), memberikan analisis gelombang terkait kecelakaan tersebut.
"Berdasarkan model global, diestimasikan ketinggian gelombang signifikan pada 11 Juli 2023 adalah 0,3 hingga 0,5 meter, dengan periode gelombang antara 4 hingga 5 detik," ujarnya pada detikTravel.
Arah datang gelombang adalah dominan dari arah tenggara menuju ke arah barat-laut. Secara teori, gelombang laut dibangkitkan oleh hembusan angin. Dan, bulan Juli merupakan puncak dari Monsun Timur/Tenggara, sehingga angin monsun yang berhembus adalah datang dari arah timur atau tenggara.
"Skenario kapal pompong yang dihantam gelombang, kemungkinannya adalah ketika lepas dari Pelabuhan Penarik, Kapal Pompong belok menuju ke timur atau tenggara, begitu lepas dari area pesisir yang tenang, tiba-tiba dihantam oleh gelombang signifikan yang komposisinya didominasi oleh gelombang alun (Swell waves) yang datang dari arah berlawanan dari arah kapal bergerak," kata dia.
Selanjutnya, ketidakstabilan kapal ketika berlayar, secara teori dasar, sangat tergantung dari dimensi kapal dibandingkan dengan karakter panjang dan ketinggian gelombang signifikan di suatu perairan.
"Parameter tinggi dan periode gelombang signifikan dengan mudah kita bisa dapatkan dari BMKG atau model global yang tersedia dan bebas diakses oleh publik. Sedangkan untuk panjang gelombang, bisa dilakukan perhitungan sederhana," ujar dia.
Berdasarkan perhitungan dengan mengambil rata-rata tinggi gelombang 0,4 meter dan dengan periode gelombang 4 detik, maka panjang gelombang diestimasi sekitar 18,5 meter di kedalaman antara 20 hingga 25 meter.
Dengan rata-rata tinggi gelombang yang sama, namun terjadi perubahan, periode gelombang 1 detik saja, yang semula 4 detik menjadi 5 detik, maka panjang gelombang berubah menjadi 28,9 meter.
"Apabila dilakukan analisis perbandingan, maka dimensi panjang kapal pompong (7 meter) adalah jauh lebih pendek daripada dimensi panjang satu gelombang signifikan yaitu 18,5 - 28,9 meter," kata dia.
Artinya Kapal Pompong tidak stabil ketika mengarungi perairan, gampang terombang-ambing dengan hebat oleh gelombang. Saat itu terjadi kapal akan dengan mudah terisi oleh air laut.
"Kapal Roro KMP Paray sebagai kapal penolong yang melintas di perairan yang sama kondisinya sangat stabil dalam berlayar, tidak terambing-ambing oleh gelombang, karena dimensi panjang kapalnya yaitu 31 meter, jauh lebih panjang dari panjang satu gelombang (18,5-28,9 meter)," ujar dia.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!