Tubuh Penuh Tato, Ibu Bawa Anak Disangka Kriminal dan Disambut Polisi di Bandara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tubuh Penuh Tato, Ibu Bawa Anak Disangka Kriminal dan Disambut Polisi di Bandara

Syanti Mustika - detikTravel
Sabtu, 15 Jul 2023 19:10 WIB
A WestJet Airlines Boeing 737-700 aircraft lands at Calgary International Airport in Alberta January 7, 2010. REUTERS/Todd Korol
Foto: (Todd Korol/Reuters)
Jakarta -

Pengalaman tak mengenakan dialami oleh seorang ibu yang berpenampilan tidak biasa, tubuhnya bahkan wajahnya dipenuhi tato. Hal ini membuat dia dicurigai bahkan ditanyai polisi saat mendarat.

Mungkin ini jadi pengalaman tak terlupakan bagi Brittney Draper, seorang ibu muda yang menato tubuh bahkan sampai ke muka saat terbang dengan WestJet. Kepada Daily Hive, Jumat (14/7/2023) dia menceritakan bahwa dia dicurigai sebagai orang jahat saat di pesawat.

Saat akan naik ke pesawat, Draper memberi tahu staf WestJet bahwa putranya baru saja menjalani operasi, dan dia harus menggendongnya menaiki tangga. Pasca operasi, anaknya tidak diperbolehkan melakukan apapun yang membuat matanya tegang, termasuk naik tangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penerbangan sepi dan putra Draper tenang, menikmati musik dan meringkuk bersama ibunya selama penerbangan. Kemudian, ketika mereka tiba di Terrace, mereka menunggu untuk turun dari pesawat yang terasa lama bagi Draper.

Saat dia akan keluar dan semakin dekat ke bagian depan pesawat, dia melihat dua polisi dan manajemen bandara berdiri di landasan.

ADVERTISEMENT

"Saya sedang menggendong putra saya dan ketika akan mengambil trolly, mereka menyebutkan nama saya dan mengatakan bahwa mereka perlu berbicara dengan saya. jantung saya serasa mau copot," kata Draper.

Diperiksa polisi

Draper bercerita, polisi mengatakan kepadanya bahwa awak pesawat mengkhawatirkan keselamatan putranya. Saat polisi berbicara dengannya, dia sibuk membuka trolly agar putranya dapat beristirahat dan menghindari sinar matahari, dan dia memberi tahu polisi bahwa putranya baru saja menjalani operasi di BC Children's pada 5 Juli.

"Pada titik ini, saya sangat malu," kata Draper.

"Pesawat sedang menurunkan muatan dan menatap saya di landasan dengan anak saya di kereta dorong, tidak ada privasi sama sekali untuk situasi ini," katanya.

Polisi bersikeras melihat bukti operasi putranya. Begitu dia memberikan dokumen, dia bertanya apakah dia bisa pergi, dan mereka melepaskannya.

"Saya mengerti WestJet memiliki protokol... tetapi saya merasa penanganannya harus berbeda jika ada kekhawatiran, terutama karena saya dipesan melalui agen medis," tuturnya.

Hope Air, organisasi sosial yang berbasis di Toronto mengatakan Draper sering bepergian untuk perawatan medis bagi keluarganya dan menggunakan Hope Air untuk mengurus penerbangannya dengan West Jet. WestJet adalah mitra Hope Air dan menyediakan voucher penerbangan untuk klien Hope Air.

"Kami telah berkomunikasi dengan WestJet mengenai masalah ini, dan mereka berkomunikasi langsung dengan klien yang terlibat. Ke depan, WestJet akan berkomunikasi terlebih dahulu dengan semua staf dan kru terkait bahwa pasien yang didukung oleh Hope Air akan bepergian dengan penerbangan tertentu," kata perwakilan Hope Air.

WestJet mengatakan dengan tulus meminta maaf atas seluruh pengalaman buruk yang dialami Draper.Seorang perwakilan dari perusahaan mengatakan bahwa awak kabin dilatih untuk memastikan keselamatan semua orang di dalam pesawat, termasuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kesejahteraan tamu.

WestJet mengatakan awak kabinnya tidak mengetahui bahwa keluarga tersebut sedang dalam perjalanan pulang dari operasi. Kejadian ini membuat WestJet berpikir tentang bagaimana hal itu dapat mendukung tamu yang bepergian melalui mitra komunitas dengan lebih baik, dan sedang dalam pembicaraan dengan Hope Air dan Draper untuk menyampaikan pengalamannya.




(sym/sym)

Hide Ads