Fakta! Manusia 300 Kali Lebih Mematikan daripada Hiu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Fakta! Manusia 300 Kali Lebih Mematikan daripada Hiu

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Jumat, 21 Jul 2023 14:09 WIB
DHAKA, BANGLADESH - JUNE 03:  Children are seen at a plastic factory on the banks of a canal which empties into the Buriganga river on June 3, 2018 in Dhaka, Bangladesh. Bangladesh has been reportedly ranked 10th out of the top 20 plastic polluter in the world with the Buriganga river known as one of the most polluted rivers in the country due to rampant dumping of industrial and human waste. Like many developing countries, Bangladesh lacks the infrastructure to effectively manage their waste which causes problems in keeping the waters safe for human and aquatic lives while dozens of tanneries on the banks of the river contribute industrial waste into the ground water. As June 5 was marked by the United Nations as World Environment Day, Buriganga symbolizes the general state of many rivers in Bangladesh, with the growing levels of pollutants and plastic waste consuming up all oxygen in the river and affecting our seafood while fishes consume bits of plastic which mimics their natural food sources and eventually lands on our dinner table. (Photo by Allison Joyce/Getty Images)
Manusia (Foto: Getty Images/Allison Joyce)
Jakarta -

Manusia memang sudah dikenal sebagai predator super. Dan, faktanya adalah kita ratusan kali lebih mematikan daripada hiu. Begini penjabarannya.

Dilansir BBC, dikutip Jumat (21/7/2023), untuk pertama kali para ilmuwan memperkirakan fakta itu. Kita mengeksploitasi sekitar sepertiga dari semua hewan liar untuk bahan makanan, obat-obatan, atau untuk dipelihara sebagai hewan peliharaan, sehingga hampir setengahnya terancam punah.

Itu membuat manusia ratusan kali lebih berbahaya daripada predator alami seperti hiu putih besar. Ilmuwan sekaligus memperingatkan konsekuensi mendalam bagi seluruh ekosistem.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ukuran dan skala dari apa yang kami temukan mengejutkan kami," kata Dr Rob Cooke dari Pusat Ekologi dan Hidrologi Inggris di Wallingford, Oxfordshire.

"Manusia memiliki keragaman penggunaan hewan yang menakjubkan, tetapi kita perlu bergerak menuju hubungan manusia-alam yang berkelanjutan di seluruh dunia," dia menambahkan.

ADVERTISEMENT

Para peneliti menganalisis data pada hampir 50.000 mamalia liar, burung, reptil, amfibi, dan ikan yang dipanen manusia untuk makanan, obat-obatan atau pakaian, atau dikumpulkan dari alam liar untuk perdagangan hewan peliharaan.

Mereka menemukan bahwa kita menggunakan atau memperdagangkan 14.663 spesies. Jumlah itu sekitar sepertiga dari semua vertebrata dan menyebabkan 39% di antaranya menuju kepunahan.

Ratusan kali lebih mematikan

Dan, kita berdampak hingga 300 kali lebih besar daripada predator puncak seperti hiu putih besar, singa, atau harimau. Sisi kemanusiaan sekarang memiliki pengaruh yang lebih besar pada hewan di planet ini sepanjang sejarah peradaban manusia.

Kita sedang memasuki Anthropocene, periode saat aktivitas manusia berpengaruh dominan terhadap iklim dan lingkungan. Sekarang, hewan peliharaan menjadi mayoritas spesies hewan di darat, membentuk dunia alami.

Para peneliti memperingatkan bahwa eksploitasi berlebihan terhadap hewan liar akan memiliki konsekuensi mendalam bagi keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem.

Penelitian ini dipublikasikan di Communications Biology.




(msl/fem)

Hide Ads