Satu per satu cheetah yang didatangkan India mati. Kalun pelacak ditengarai jadi salah satu penyebabnya.
Dikutip dari BBC, Senin (24/7/2023), ada pertanyaan bahwa kalung radio, perangkat elektronik penting yang membantu melacak pergerakan hewan yang dilindungi, malah berbahaya bagi mereka.
Itulah pertanyaan yang diajukan banyak orang setelah kematian dua cheetah minggu lalu. Mereka termasuk di antara 20 ekor yang dibawa ke India dengan sangat meriah pada tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Katanya Inilah Kereta Paling Lambat di Dunia |
Cheetah diperkenalkan kembali sebagai bagian dari relokasi karnivora besar antarbenua pertama di dunia. Mereka ditempatkan di Taman Nasional Kuno di negara bagian Madhya Pradesh.
Sejauh ini, delapan cheetah, termasuk tiga anaknya yang lahir di bulan Maret, telah mati. Dan, mereka dinyatakan punah di India pada tahun 1952.
Beberapa kematian disebabkan oleh alasan yang tidak dapat dihindari, seperti gagal jantung yang dipicu oleh stres atau cedera perkawinan.
Tetapi beberapa ahli satwa liar dan dokter hewan mengatakan bahwa dua kematian terakhir disebabkan oleh serangan belatung setelah adanya infeksi pada kulit.
Dan mereka mengatakan salah satu alasannya bisa jadi adalah kalung radio yang melekat pada hewan. Barang perlindungan mereka sendiri.
Ini adalah teori yang ditolak keras oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dalam sebuah pernyataan resmi, kementerian bersikeras bahwa semua cheetah dewasa mati karena penyebab alami dan mengatakan bahwa laporan yang menyalahkan kalung radio adalah spekulatif dan kurang bukti ilmiah.
BBC juga menghubungi Rajesh Gopal, ketua proyek cheetah, tetapi dia belum memberikan tanggapan.
Pakar margasatwa mengatakan cedera seperti itu tidak jarang terjadi pada kucing besar lainnya, terutama selama musim hujan yang membuat suhu lembap di India.
Alok Kumar, mantan kepala konservator hutan di Madhya Pradesh, mengatakan bahwa kematian di antara kucing besar dapat disebabkan oleh berbagai alasan. Tapi kalung radio juga dapat menjadi faktor.
Yadvendradev Jhala, ahli konservasi senior dan salah satu ahli yang merencanakan dan mengawasi proyek translokasi, mengatakan bahwa luka tersebut mungkin disebabkan oleh hewan yang menggaruk area di sekitar kalung karena lembab.
Cheetah memiliki bulu bagian bawah yang sangat tebal. Rambut tebal di bawah lehernya menyerap banyak air dalam cuaca yang sangat lembap dan membuatnya gatal.
"Dan ketika hewan itu mencakar, jika kulitnya pecah, kemudian lalat bertelur di sana dan terjadi pertumbuhan belatung yang menyebabkan invasi bakteri yang membuat septikemia lalu menyebabkan kematian," kata dia.
Proyek cheetah di India adalah sebuah kebanggaan. Perdana Menteri Narendra Modi melakukan perjalanan ke TN Kuno pada September lalu untuk melepas gelombang pertama delapan cheetah dari Namibia ke taman nasional.
12 kucing besar lainnya didatangkan dari Afrika Selatan awal tahun ini. Jadi, tidak mengherankan jika setiap kematian dan kelahiran menjadi berita utama.
Baca juga: Taj Mahal Terancam Tenggelam |
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit