Desa Wisata Penglipuran Jeda Sejenak, Tutup pada 6 Agustus 2023

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Desa Wisata Penglipuran Jeda Sejenak, Tutup pada 6 Agustus 2023

Agus Eka - detikTravel
Selasa, 25 Jul 2023 12:35 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno di Desa Penglipuran, Bangli, Bali.
Desa Wisata Penglipuran di Bali. (Kemenparekraf)
Bangli -

Traveler yang ingin berkunjung ke Desa Penglipuran mesti menghindari tanggal 6 Agustus 2023, karena hari tersebut desa ini ditutup sehari penuh.

Desa Penglipuran di Kelurahan Kubu, Kecamatan/Kabupaten Bangli, Bali, akan ditutup sehari penuh agar warga desa adat dapat menyiapkan upacara adat di sela Galungan-Kuningan.

Menurut Ketua Pengelola Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarsa, seluruh warga desa akan ikut upacara adat pada 6 Agustus mendatang. Upacara tersebut akan berdampak pada pelayanan dan atraksi wisata di Penglipuran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mohon penundaan kunjungan bagi turis asing dan domestik. Tanggal 7 Agustus (2023) normal kembali," ujar Sumiarsa, Senin (24/7/2023).

Sumiarsa menerangkan, selama prosesi upacara itu, hanya ada beberapa warga desa saja yang berjaga. Sebab, rangkaian upacara juga dilakukan di luar desa dan diikuti oleh sebagian besar warga Penglipuran.

ADVERTISEMENT

Ia juga sudah menyampaikan kabar perihal penutupan desa wisata tersebut pada pemerintah. "Kami juga sudah mengeluarkan informasi resmi ke agen perjalanan wisata," tuturnya.

Penutupan Desa Penglipuran selama sehari penuh juga bertujuan untuk mengistirahatkan desa wisata itu dari padatnya kunjungan pelancong. Apalagi, dalam sehari, Desa Penglipuran dikunjungi sekitar 300 turis asing dan 2.500-3.000 wisatawan domestik.

Mengenal Desa Penglipuran

Desa Penglipuran jadi salah satu objek wisata di Bali yang masih digemari wisatawan asing dan domestik karena kelestarian lingkungannya. Bahkan, Desa Penglipuran dijuluki sebagai desa terbersih di dunia. Hal itu didukung dengan berbagai penghargaan bidang lingkungan dan pariwisata.

Penghargaan yang diraih Desa Penglipuran seperti Kalpataru, Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA), bahkan masuk dalam Sustainable Destinations Top 100 menurut Green Destinations Foundation.

Destinasi pelesir ini mengusung konsep live tourism dengan menampilkan keseharian warga di dalam rumah tradisional sebagai atraksi wisata.

Selain itu, Desa Penglipuran berada di atas tanah seluas 112 hektare. Dibagi menjadi lahan pertanian seluas 50 Ha, hutan bambu seluas 45 Ha, pemukiman penduduk 9 Ha, hutan kayu seluas 4 Ha, dan tempat suci seluas 4 Ha, dan fasilitas umum.




(wkn/wkn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads