Publik terkejut setelah seorang nelayan di Gresik, Jawa Timur menemukan bangkai pesawat terbang saat mencari ikan. Bukan pesawat biasa, pesawat ini diduga milik Hindia Belanda yang merupakan bekas Perang Dunia II. Seperti apa?
Bangkai pesawat kuno itu ditemukan Nafik, nelayan asal dusun Karang Tumpuk, Campurejo, Panceng Gresik. Dia mendapati baling-baling mesin pesawat itu terjaring di jalanya di perairan Umpal Hijau.
Saat diangkat di TPI (tempat pelelangan ikan) Dusun Karang Tumpuk, ternyata yang berada di jaringnya adalah baling-baling mesin pesawat kuno. Dibantu warga lainnya, ia pun mengangkat mesin tersebut ke daratan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh pegiat Komunitas Roode Brug Soerabaia, yakni komunitas sejarah yang berbasis di Surabaya, baling-baling itu ditelusuri. Mereka mencocokkan data pada nomor pesawat dengan situs Aviation Safety Network yang merupakan Jaringan Keamanan Penerbangan.
"Berdasarkan name plate yang ditemukan, khususnya pada motor type tertulis 'DO 24'. Maka diperkirakan mesin pesawat ini milik Dornier Do-24 K-1 bernomor lambung X-29 yang jatuh di perairan utara Surabaya," ujar Pegiat Komunitas Roode Brug Soerabaia Ady Setiawan, Selasa (25/7/2023).
Penasaran dengan kapal terbang Dornier 24 K ini?
Pabrikan Jerman
Kapal terbang Dornier 24 K dibangun oleh pabrikan Jerman dengan mengikuti spesifikasi Belanda.
"Kapal terbang Dornier 24 K ini dibangun di bawah spesifikasi Belanda dengan pabrikan Jerman Dornier," ujar Ady.
Menurut blog Robert A. Kingsley, seorang penulis Belanda-Kanada yang sempat melakukan penelitian tentang Perang Pasifik, terutama Kampanye Hindia Belanda pada 1941-1942 menulis catatan cukup lengkap di blog yang bertajuk 'The Java Gold Blog'.
Pesawat unggulan Dinas Udara Angkatan Laut Belanda
Kingsley menjelaskan bahwa pesawat Do-24 merupakan ikon bagi Dinas Udara Angkatan Laut Belanda di Timur Jauh. Do-24 merupakan penerus pesawat Dornier Wal yang sudah usang walau sempat menjadi andalan Belanda.
Memiliki amunisi persenjataan
Pesawat Do-24 digunakan sebagai mata-mata di langit, alias tujuan mengintai, patroli anti-kapal selam, serta pengawalan konvoi.
Tak hanya bertugas memata-matai, ternyata pesawat ini juga memiliki persenjataan untuk menyerang atau defensif.
Pesawat itu dibekali menara senapan ganda di hidung dan ekor. Serta ada meriam Oerlikon 20mm di bagian tengah kapal beserta rak bom di bawah sayap yang dapat menampung 3.000 pon bom.
(wkn/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol