Tahukah kamu, di Garut rupanya ada kampung miliarder yang rumahnya mewah bak sultan. Orang-orang di sana sibuk bekerja sampai jadi orang berada.
Kampung Miliarder ini terletak di lereng Gunung Pangauban. Nama asli kampung tersebut adalah Kampung Pangauban, Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, Garut.
Kampung dengan rumah-rumah mewah ini merupakan milik bos pembuat tas. Rata-rata bangunan mewah itu punya pola yang sama yakni memiliki pilar besar yang menjulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pagar-pagar tinggi dengan ornamen yang glamor, juga makin memantapkan deretan rumah sultan yang ada di Kampung Pangauban. Menurut Deni Ramdani, Kepala Dusun II Pangauban, rumah-rumah tersebut adalah milik para bos, pemilik usaha pembuatan tas. Ada puluhan rumah 'gedong' yang ada di Pangauban.
"Ada lebih dari 50 lah jumlahnya," kata Deni kepada detikJabar.
Deni mengatakan, eksistensi para bos produsen tas ini, memang telah ada sejak lama di kampungnya. Sebab, mereka rata-rata adalah warga yang sedari lahir tinggal di Kampung Pangauban. Kendati demikian, tidak ada kecemburuan antarwarga di Kampung Pangauban.
Sebab, warga sendiri sangat bersyukur dengan adanya sultan-sultan itu. Bagaimana tidak, kebanyakan warga di Kampung Pangauban ikut menyambung hidup di bawah naungan para sultan ini, dengan menjadi pekerja freelance mengerjakan proyek tas.
"Warga itu di rumahnya punya mesin jahit. Jadi ikut kerja dengan cara menjahit tas. Bahan dan segala macam dikasih dari bos, tinggal jahit dan dapat uang," katanya.
Deni adalah salah satu di antaranya. Sembari bekerja sebagai petugas di desa, Deni juga kerap ikut menjahit tas bersama istri di rumahnya. Penghasilannya, bahkan dikatakan Deni cukup lumayan untuk menambah biaya kebutuhan hidup.
"Makanya di kampung saya ini bisa dikatakan hampir tidak ada pengangguran. Enggak ada itu pemuda yang gigitaran di pinggir jalan atau leha-leha. Sejak keluar sekolah mereka sudah dikaryakan," katanya.
Salah satu bos pembuatan tas di Kampung Pangauban yang ikut mensejahterakan masyarakat setempat, adalah Haji Amang. Amang diketahui mengajak lebih dari 30 orang warga Pangauban, yang setiap hari mengerjakan proyek tas miliknya.
"Saya punya 30 mesin (jahit)," ungkap pria bernama asli Enjang itu kepada detikJabar.
Artikel ini sudah tayang di detikJabar.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!