Fenomena embun es kembali muncul di Dataran Tinggi Dieng pagi ini. Suhu sampai minus 3,5 derajat celcius.
Fenomena embun es di Dieng memang kerap terjadi. Biasanya, embun es ini muncul di bulan Juli-Agustus.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara Hery Susanto Wibowo mengatakan munculnya embun beku atau kerap disebut embun upas ini disebabkan karena tekanan udara di Benua Australia lebih tinggi dibandingkan Benua Asia. Embusan angin dari Australia ke Asia ini melewati Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara klimatologi, tekanan udara pada bulan Juni, Juli, dan Agustus di Benua Australia lebih tinggi dibanding Benua Asia. Dan angin yang berembus dari Australia ke Asia ini melewati Indonesia. Umumnya ini menandakan masuknya musik kemarau," terang Hery saat dihubungi detikJateng, Kamis (27/7/2023).
Selain itu, saat musim kemarau tutupan awan sangat minim. Hal ini membuat penurunan suhu di Dieng yang signifikan di malam hari. Namun, saat siang panas matahari akan terasa lebih terik.
"Saat musim kemarau tutupan awan ini lebih tipis. Ini membuat matahari akan lebih terik di siang hari, dan pada malam hari, ada penurunan suhu udara," ujarnya.
Hery menyampaikan penurunan suhu udara di malam hari terjadi karena pancaran radiasi tidak tertutup awan. Lalu puncak menurunnya suhu udara terjadi sebelum matahari terbit.
"Radiasi yang dipancarkan dari permukaan bumi lebih optimum karena langit terbebas dari awan, dan puncaknya itu sebelum matahari terbit," ungkapnya.
Suhu udara yang terus turun sejak malam hari membuat embun yang menyelimuti dedaunan dan rumput membeku. Terlebih dataran tinggi Dieng memiliki kelembapan udara yang lebih tinggi.
"Udara di dataran tinggi memiliki kelembapan udara yang lebih tinggi dibanding dataran rendah. Jadi udara di dataran tinggi Dieng ini memiliki kadar air yang lebih dibandingkan udara di dataran rendah," paparnya.
Artikel ini sudah tayang detikJateng.
(pin/pin)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol