Kawasan Malioboro masuk dalam sumbu filosofi Yogyakarta yang diusung menjadi warisan dunia UNESCO. Untuk itu, kendaraan bermotor rencananya dilarang lewat.
"Kita sedang merancang Malioboro jadi sumbu filosofi yang diakui oleh warisan dunia," ujar Sekda DIY Beny Suharsono saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (2/8/2023).
Beny menjelaskan salah satu langkah yang dilakukan yakni pembatasan kendaraan bermotor yang lewat Jalan Malioboro. Kemudian, kawasan bebas rokok dan pedestrian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang sudah dimulai, penurunan frekuensi mobil terutama dari jam 6-9 malam. Kemudian bebas kawasan merokok. Semi pedestrian itu kan sudah dilakukan," ujar dia.
Ke depannya, menurut Beny, kawasan Malioboro menjadi kawasan full pedestrian. Artinya, sudah tidak boleh ada kendaraan bermotor lewat di Jalan Malioboro.
Namun Beny menyadari langkah tersebut masih panjang prosesnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya soal pengantaran barang bagi pedagang di kawasan Malioboro.
"Kecuali nanti kita sepakat ya, yang loading ke Malioboro pakai kendaraan listrik, misalnya," kata dia.
Terpisah, Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Sumariyoto, mengatakan untuk menjadikan kawasan Malioboro menjadi full pedestrian merupakan tantangan besar dan perlu proses panjang.
"Kalau hanya sekedar nutup, saya kira gampang cuma tinggal pasang portal aja selesai. Cuma kita harus memperhatikan aktivitas di sana," ujar Sumariyoto saat dihubungi wartawan, Rabu (2/8).
"Ya kalau full pedestrian berarti tidak boleh selama 24 jam, kecuali VVIP atau kalau jika nanti belum ada titik temu (atau) diskusi dengan para pedagang, bisa kita identifikasi semuanya, kita jadwalkan untuk drop out barang-barang," dia menambahkan.
Sumariyoto menambahkan, tantangan lain ialah dalam pemenuhan transportasi publik yang menuju ke Malioboro maupun sebaliknya.
Menurutnya, Pemda DIY sudah merencanakan adanya angkutan bus listrik untuk melayani penumpang menuju kawasan Malioboro. Saat ini masih dalam kajian.
"Nanti dikonversikan ke elektrifikasi, bus listrik. Di tahun 2025 kita juga berharap kita layani dengan bis listrik di situ. Di tahun ini kita baru studi untuk kelayakannya, kemudian nanti didetailkan tahun 2024, nanti 2025 berharap itu bisa beroperasi," kata Sumariyoto
"Desain awal kita butuh 6 unit nanti menghubungkan antara di Kridosono, di Ngabean. Kridosono-Malioboro-Ngabean, Jadi hanya melayani di situ saja. Harga sekitar kira-kira Rp 3,25 miliar per unit bus listrik," dia menegaskan.
_____
Artikel ini telah tayang di detikJateng
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
PHRI Bali: Kafe-Resto Putar Suara Burung Tetap Harus Bayar Royalti
Traveler Muslim Tak Sengaja Makan Babi di Penerbangan, Salah Awak Kabin
Kronologi Penumpang Lion Air Marah-marah dan Berteriak Ada Bom