Panda di Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor merupakan hewan pinjaman China kepada Indonesia. Hal itu merupakan diplomasi panda yang dilakukan China.
Indonesia menjadi salah satu negara yang dipercaya untuk merawat hewan endemik dan langka, sekaligus ikon dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
Hewan lucu ini tergolong hewan langka dan sangat dilindungi oleh pemerintah China. Tapi bukan hanya lucu dan langka, panda raksasa juga berperan sebagai alat diplomasi China ke berbagai negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah salah satu upaya diplomasi melalui satwa antara negara asal China dengan Indonesia. Jadi tidak mudah mendapatkan panda di satu negara di luar China," ujar Board Member Taman Safari Indonesia, Agus Susanto kepada awak media di Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor, Jumat (4/8/2023).
Sepasang panda raksasa, Cai Tao dan Hu Chun datang ke Indonesia sejak 2017. Agus berujar permintaan untuk panda didatangkan telah ada sejak era Presiden ke-enam, Susilo Bambang Yudhoyono. Namun baru tersampaikan pada era Presiden Joko Widodo.
Didatangkan panda dari China dilakukan dengan pengawasan ketat. Mulai dari proses pemindahan, hingga perawatannya. Bahkan, untuk mendapatkannya setiap negara perlu menyewa dengan harga yang tak murah.
"Pemerintah China mengeluarkan satwa langkanya bukan diberikan gratis, tapi dengan sewa, jadi negara dan TSI itu nyewa, miliaran sewanya," ujar Agus.
Menurutnya, kebijakan China ini patut ditiru oleh Indonesia. Karena selain untuk diplomasi, hewan langka yang dirawat di negara lain terus dipantau dan diterapkan tarif sewa. Ia bercerita dokter dari China akan datang beberapa bulan sekali untuk mengontrol.
Bahkan, seorang Keeper atau Petugas Perawat panda diberi pelatihan di China selama dua bulan.
"Keeper dalam merawat satwa harus sesuai dengan SOP pemerintah Tiongkok, dan kita sebelumnya semuanya di-training di Tiongkok selama dua bulan," ujar Keeper panda, Cacih Ladia.
Dipercaya telah ada lama
Panda sebagai alat diplomasi dipercaya sudah ada sejak abad ketujuh. Dikutip dari CNN, Jumat (4/8/2023), saat itu Permaisuri Wu Zetian mengirimkan sepasang panda untuk hadiah bagi Jepang.
Sedangkan Mao Zedong pada abad ke-20 juga menerapkan strategi serupa. Ia memberikan panda ke negara-negara komunis.
Namun sejak 1984, China berhenti memberikan panda dan mulai meminjamkannya. Selain itu, peminjaman panda sekarang tak hanya ke negara komunis, negara kapitalis seperti Jerman, Kanada, hingga Australia juga mendapatkan kesempatan.
Pada transaksi modern saat ini, setiap negara biasanya diberi waktu 10 tahun untuk merawat panda raksasa. Begitu pula yang terjadi pada diplomat berbulu di Indonesia, Cai Tao dan Hu Chun.
Nantinya, setelah 10 tahun program penangkaran tersebut akan ditinjau kembali oleh pihak China.
(wkn/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol