Bule Prancis yang sudah lanjut usia (Lansia) diusir dari Bali. Berusia 73 tahun, bule berinsial (JLB) itu sering sakit-sakitan sejak ditinggalkan istrinya.
Kakek berinisial JLB (73) itu diusir dari Bali pada Jumat (4/8/2023) malam melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali menuju ke kampung halamannya di Prancis, dengan tujuan akhir Charles de Gaulle Paris International Airport.
Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar, Babay Baenullah mengungkapkan, kedua orang asing itu telah melanggar Pasal 75 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Adapun, JLB awalnya diamankan lantaran dianggap meresahkan warga Kerobokan, Kuta Utara, Badung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia sudah sakit-sakitan, sulit berjalan, dan sulit diajak berkomunikasi," ujar Babay dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/8/2023).
Menurut Babay, bule lansia itu tinggal sebatang kara di rumah yang dia sewa dari warga setempat. Lantaran kondisinya yang sudah sakit-sakitan, JLB mesti ditampung dan dirawat warga.
"Karena keadaannya itu dan dia sudah tidak sanggup membayar uang sewa rumah yang dia tempati," terang Babay.
Warga setempat, kata Babay, sempat menduga JLB telah bercerai dengan istrinya yang berstatus warga negara Indonesia (WNI). Tak hanya itu, mantan istri JLB disebut-sebut telah mengambil alih harta JLB.
"Bahkan diduga istrinya sudah menikah lagi dengan orang lain. Warga pun sudah berusaha berkomunikasi dengan keluarganya di Prancis, namun belum ditemukan solusi," ujar Babay.
JLB akhirnya diamankan oleh petugas Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai, Kamis (6/7/2023). Saat diperiksa, JLB tak bisa menunjukkan paspornya.
Beberapa hari setelah JLB diamankan petugas, Konsulat Jendral Prancis mengonfirmasi bahwa pria pemegang Izin Tinggal Tetap (Itap) itu merupakan warga Prancis. Konjen Prancis pun berharap agar warga negaranya dibantu untuk didetensi dan diupayakan kepulangannya.
"Setelah melalui upaya komunikasi berkesinambungan dengan pihak Konsulat, akhirnya Konsulat negara Prancis bersedia membelikan tiket kepulangannya berikut dengan satu orang temannya WN Perancis sebagai pendamping," imbuh Babay.
Babay menegaskan JLB diperlakukan dengan penuh rasa kemanusiaan selama masa pendetensian. Menurutnya, Rudenim Denpasar juga memerhatikan kondisi kesehatan bule Prancis itu.
------
Artikel ini telah naik di detikBali.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?