Penemu fosil gading gajah purba di desa Ngebung, Sragen bakal dapat kompensasi dari pihak museum Sangiran. Nilainya sekitar Rp 1 juta.
Seperti diketahui, fosil gading gajah purba itu diditemukan di halaman rumah warga yang sedang menggali pondasi rumah.
Penjabat (Pj) penyelamatan temuan dan Imbalan Monitoring Situs Terpadu Sangiran, Suwita Nugraha mengatakan kompensasi diberikan dari museum Sangiran sebagai bentuk apresiasi kepada warga yang telah menyelamatkan fosil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai bentuk apresiasi penemu yang melaporkan ada semacam kompensasi atau imbalan dari pihak museum, nanti kami akan memanggil," katanya dihubungi detikJateng, Minggu (6/8/2023).
Disinggung mengenai besaran kompensasi yang akan diterima oleh Rudy Hartono penemu gading gajah, pihaknya masih menunggu tim appraisal. Disinggung apakah besaran yang akan diterima lebih dari Rp 1 Juta, menurutnya bisa lebih.
"Nominalnya nunggu tim appraisal dari kantor kami, belum dilakukan karena anggota tim appraisal masih dinas luar. Seperti ini (gading gajah) lebih dari Rp 1 juta, ini sebagai bentuk apresiasi dari pemerintah," ujarnya.
Lebih lanjut, Suwita menyatakan bahwa kompensasi bisa cair pada bulan Agustus tahun ini.
"Aturan imbalan sudah kita seleksi berdasarkan kelangkaan, masih di lokasi itu akan memberikan bobot yang lebih. Agustus 2023 bisa cair," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, gading gajah purba ditemukan di Desa Ngebung, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen ditemukan gading gajah purba yang panjangnya 3,25 meter. Gading gajah purba itu diperkirakan berusia 800 ribu tahun.
Gading gajah purba itu awalnya ditemukan oleh Rudy Hartono saat menggali tanah untuk membuat pondasi rumah. Namun, dirinya menemukan fosil gading gajah yang awalnya berukuran 40 sentimeter.
Pihaknya langsung mendatangi museum Ngebung untuk memberitahu bahwa ada fosil.
"Kemarin tahunya jam 5 sore, awal tahunya gali buat fondasi rumah, kemarin pekerja udah pulang terus nerusin sendiri lalu menemukan itu fosil yang membentang. Bisa tahu gading gajah karena dari seratnya, lalu saya langsung ke mendatangi museum Ngebung untuk melaporkan," katanya kepada, Selasa (1/8).
--------
Artikel ini telah naik di detikJateng.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan