2 PR Besar Pemerintah untuk Genjot Kunjungan Wisman ke Indonesia

Putu Intan - detikTravel
Selasa, 08 Agu 2023 14:17 WIB
Ilustrasi turis asing. Foto: Kemenparekraf
Jakarta -

Setelah pandemi COVID-19, wisatawan mancanegara mulai berdatangan ke Indonesia. Akan tetapi, jumlah ini dinilai belum maksimal karena sejumlah hambatan.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari bulan Januari - Juni 2023. Jumlahnya naik 250,33 persen bila dibandingkan Januari - Juni 2023. Sampai Juni tahun ini, jumlah kunjungan wisman mencapai 5,19 juta.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengapresiasi peningkatan tersebut. Wisman asal Singapura, Malaysia, Australia, India, dan China menjadi penyumbang terbesar kunjungan wisman ke Indonesia.

"Jumlah wisman naik signifikan. Saya ingin memberikan guidance bahwa target wisman batas atas ada di angka 10-20 persen di atas proyeksi kita," kata Sandiaga dalam jumpa pers di Kemenparekraf, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Sandiaga optimistis target kunjungan wisman tahun ini dapat tercapai.

"Jadi jumlah ini patut kita syukuri dan kami bisa memberikan proyeksi maka target 8,5 juta akan terlampaui," ujarnya.

Tetapi, untuk mencapai target itu, Indonesia masih harus mengatasi beberapa hambatan. Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Haryadi Sukamdani menilai salah satu tantangan mendatang wisman adalah kurangnya penerbangan dari luar negeri ke Indonesia.

"Ini PR kita untuk bisa meningkatkan frekuensi penerbangan inbound kita," kata Haryadi.

Haryadi melihat pemerintah masih ragu untuk menambah frekuensi penerbangan internasional. Ada kekhawatiran, jumlah orang Indonesia yang ke luar negeri malah lebih banyak.

"Menurut saya nggak begitu juga. Dari data empirik di seluruh dunia tidak begitu. Kita bisa lihat Thailand dan Prancis itu turisnya luar biasa yang masuk. Tidak berarti bahwa penduduknya lalu pergi ke luar negeri juga. Jadi ini perlu keyakinan pemerintah untuk bisa membuka," ujarnya.

Selain itu, Haryadi juga menyarankan agar kebijakan mengenai pembatasan penerbitan visa dievaluasi. Sebab, hal ini dapat menghambat kunjungan wisman ke Indonesia.

"Sekarang dari sisi visa juga mulai ada pembatasan. Ini PR kita semua. Frekuensi perlu kita dorong, visa setuju harus lihat lagi kalau negara jumlahnya kecil bisa diterapkan visa on arrival," kata dia.

Untuk menggenjot kunjungan wisman, GIPI bersama Kemenparekraf tengah mempersiapkan travel fair pada 2024. Haryadi berharap upaya ini dapat mendatangkan lebih banyak wisman ke Indonesia.



Simak Video "Video BPS: 12,6 Juta Wisman ke RI di 2024, Tertinggi dalam 5 Tahun Terakhir"

(pin/fem)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork