Jambore Dunia di Korea Selatan menyisakan banyak kekecewaan bagi peserta. Fasilitas yang mereka terima cenderung tidak layak.
Salah satu peserta Jambore Dunia dari Indonesia, Arya Arganta Ayudianto, bercerita kepada detikTravel mengenai hal-hal buruk yang ia alami selama mengikuti kegiatan pramuka di Saemangeum. Selain cuaca panas, ia dan tim harus bersabar dengan fasilitas yang diberikan panitia.
Arya menyoroti toilet yang menjadi fasilitas penting bagi para peserta. Bayangkan saja, berada di perkemahan selama satu minggu, peserta sangat bergantung pada toilet untuk mandi dan buang air. Akan tetapi, toilet yang ia gunakan justru kondisinya buruk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fasilitas di daerah perkemahan Saemangeum kurang memadai. Mulai dari toilet kotor dengan lantai penuh lumpur dan bau menyengat," kata Arya ketika dihubungi via WhatsApp, Jumat (11/8/2023).
Kemudian, Arya juga mengatakan posisi perkemahan ke lokasi acara utama sangat jauh yakni 3,5 kilometer. Dalam kondisi cuaca panas hingga 38 derajat Celcius, peserta harus mengandalkan bus dari panitia untuk bepergian. Sayangnya, mereka kerap diminta menunggu lama di bawah teriknya matahari.
"Shuttle bus yang lama dan memaksa para peserta untuk dijemur oleh panasnya matahari," ujarnya.
Tak sampai di situ, untuk urusan perut, peserta juga harus sabar dengan kondisi makanan yang disajikan tak seluruhnya halal. Padahal, kontingen Indonesia sudah meminta kepada panitia agar diberi makanan yang tak mengandung babi.
"Pada hari pertama kami diberi box makanan yang ternyata tidak halal. Ternyata, makanan itu mengandung babi setelah diteliti lebih lanjut oleh salah satu peserta di unit kami," kata Arya.
Setelah itu, mereka juga masih mendapatkan makanan yang tak halal. Akhirnya, peserta Unit 5 Tambora yang Arya tempati memutuskan untuk tidak memakan makanan-makanan itu.
"Unit kami diingatkan oleh kakak pembina untuk berhati-hati dalam apa yang dimakan karena di Korea banyak yang mengandung babi dan alkohol. Contohnya es krim yang menggunakan alkohol untuk proses pembuatannya, karena itu, saya sendiri tidak makan makanan seperti itu, dan unit kita tidak menerima makanan seperti itu," ujar dia.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol