Negara yang Berhasil Atasi Covid Cabut Aturan Terakhirnya

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Negara yang Berhasil Atasi Covid Cabut Aturan Terakhirnya

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 16 Agu 2023 17:18 WIB
AUCKLAND, NEW ZEALAND  - APRIL 13: Bette-May Waine (C) welcomes her grand daughter Mackenzie Waine (R) and daughter-in-law Lisa Waine (L) and family from Australia for a holiday to Auckland International Airport on April 13, 2022 in Auckland, New Zealand. New Zealand borders reopened to Australian tourists from 11:59 pm on Tuesday 12 April. Vaccinated Australian citizens and permanent residents are eligible for quarantine-free travel with a negative COVID-19 test prior to departure, with tests also taken upon arrival and again on day six in New Zealand. Travellers from countries with visa waiver arrangements such as the United Kingdom will be allowed to come to New Zealand from May 1. (Photo by Fiona Goodall/Getty Images)
Bandara Internasional Auckland pada April 13, 2022 (Foto: Getty Images/Fiona Goodall)
Jakarta -

Negara ini jadi yang paling ketat dalam pembatasan terkait Covid. Kini, negara itu telah mencabut aturan terakhirnya.

Mengutip CNN, Rabu (16/8/2023), Selandia Baru mengangkat pembatasan Covid terakhirnya pada hari Selasa. Itu mengakhiri salah satu kebijakan pandemi paling ketat di dunia.

Karena, pemerintah mengatakan kematian di negaranya jauh lebih rendah daripada kebanyakan negara lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Kesehatan Ayesha Verrall mengatakan mereka mengakhiri aturan isolasi wajib tujuh hari yang tersisa bagi yang dites positif virus Corona. Serta tak lagi wajib masker di fasilitas perawatan kesehatan mulai Selasa tengah malam.

Selandia Baru adalah segelintir negara yang berhasil menangkis virus Corona ketika pertama kali menyerang pada tahun 2020. Mereka memerintahkan penguncian awal dan tindakan perbatasan yang ketat.

ADVERTISEMENT

Strategi nol-Covid awal secara signifikan mengurangi dampak virus Corona, menyelamatkan Selandia Baru dari kematian yang meluas dan sistem perawatan kesehatan yang kelebihan beban. Itu yang terlihat di sebagian besar belahan dunia, termasuk di Amerika Serikat.

Tapi itu juga membuat negara kepulauan itu tertutup secara internasional dan menjadi semakin tidak populer karena aturan itu berlarut-larut dan berdampak pada perekonomian.

"Ini merupakan jalan yang panjang, namun berkat kerja keras, pendekatan COVID-19 Selandia Baru telah beralih dari tanggap darurat ke manajemen jangka panjang yang berkelanjutan," kata Verrall dalam sebuah pernyataan Senin.

"Sementara jumlah kasus kami akan terus berfluktuasi, kami belum melihat puncak dramatis yang menandai tingkat COVID-19 tahun lalu," tambah menteri kesehatan.

Covid hanya memberi sedikit tekanan pada sistem kesehatan di musim dingin ini. Kasus di Selandia Baru hanya 2,2% dari penerimaan pasien rumah sakit baru-baru ini, menurut pemerintah.

Namun, dia mengatakan bahwa mereka yang tidak sehat atau dinyatakan positif Covid-19 disarankan untuk tinggal di rumah selama lima hari.

Dia juga menekankan bahwa masker tetap menjadi sarana penting untuk mencegah penyebaran penyakit pernapasan di fasilitas perawatan kesehatan dan disabilitas.




(msl/fem)

Hide Ads