Galeri Nasional Australia akan mengembalikan tiga patung perunggu antik. Patung-patung ini ternyata hasil jarahan dari Kamboja.
Dilansir dari CNN, tiga patung perunggu ini dibeli dari mendiang pedagang seni Douglas Latchford pada 2011. Namun Latcford dituduh atas perdagangan barang antik curian oleh penyidik AS.
Untuk memperbaiki reputasi Galeri Nasional Australia, mereka berencana untuk mengembalikan patung-patung itu ke Kamboja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah peristiwa bersejarah dan langkah penting untuk memperbaiki ketidakadilan masa lalu, memperkuat nilai kekayaan budaya, dan mengakui pentingnya melestarikan dan melindungi warisan budaya," kata Dr. Chanborey Cheunboran, Duta Besar Kamboja untuk Australia dan Selandia Baru, di sebuah upacara repatriasi di Canberra Jumat (28/7).
Berasal dari abad ke-9 atau ke-10, artefak yang dikembalikan minggu ini berupa tiga Bodhisattva berbeda, yaitu sosok tercerahkan yang sering digambarkan dalam patung Buddha.
Bradley Gordon, penasihat hukum pemerintah Kamboja, mengatakan kepada CNN melalui WhatsApp bahwa delegasi dari negara tersebut telah terlibat dalam percakapan produktif tentang penelitian dengan Galeri Nasional Australia. Dia menambahkan bahwa sekitar 20 barang Kamboja lainnya masuk dalam dugaan jarahan.
Semua karya seni dari wilayah tersebut sedang ditinjau. Hasil dari proses penelitian akan memberikan informasi masa depan karya seni Kamboja dan Khmer yang saat ini berada dalam perawatan (kami)," tulis Galeri Nasional melalui email.
Sedikit soal Latchford, pada tahun 2019, otoritas AS mengajukan tuntutan terhadap dealer Inggris di pengadilan New York dengan klaim bahwa Latchford telah jadi penadah untuk harta curian sejak tahun 1970-an.
Penyelidik mengatakan, dia adalah bagian dari jaringan penjarahan terorganisir yang memalsukan catatan untuk barang-barang yang diambil atau digali secara ilegal dari situs arkeologi seperti Angkor Wat.
Pada tahun 2021, putri Latchford, Nawapan Kriangsak berjanji untuk mengembalikan semua artefak Kamboja yang diwarisi dari ayahnya ke Kamboja. Koleksi itu terdiri dari 100 patung dan ukiran yang dianggap memiliki signifikansi budaya sehingga museum nasional negara di ibu kotanya, Phnom Penh, diperluas untuk menampungnya.
Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja, Phoeurng Sackona, mengatakan kepada CNN pada saat itu bahwa berita tentang pengembalian barang-barang tersebut telah menghasilkan "perasaan ajaib".
"Budaya kita dan patung kita bukan hanya kayu dan tanah liat, mereka memiliki roh, dan memiliki indra. Potongan-potongan itu sendiri ingin kembali ke negara mereka," katanya.
Tiga benda antik dari Galeri Nasional Australia akan bergabung dengan koleksi lainnya di Phnom Penh setelah perpanjangan baru selesai. Sampai saat itu tiba, mereka tetap dipajang di Australia.
Ini adalah repatriasi besar kedua Galeri Nasional Australia atas benda-benda yang ditemukan telah dicuri atau dijarah. Pada tahun 2021, galeri itu mengembalikan 17 karya seni yang terkait dengan pedagang seni tercela Subhash Kapoor dan William Wolff.
Museum mengatakan keputusan ini menunjukkan komitmennya untuk menjadi pemimpin dalam manajemen koleksi yang etis.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!