Warga Kota Lahaina di Hawaii berduka mendalam. Mereka berharap turis jangan datang saat ini.
Rick Avila (65), seorang warga Lahaina, kalut betul dengan situasi saat ini. Ketakutan, kemarahan, dan keputusasaan menjadi satu setiap tiap kali bicara soal turis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimanapun turis menjadi pendapatan utama kota tua tempat tinggalnya itu. Tetapi, di sisi lain selama ini fasilitas kerap kali dibangun untuk mengutamakan kenyamanan turis.
Berkaca kepada hal itu, Avila berharap pemerintah Kota Lahaina mengubah prioritas setelah kebakaran paling mematikan seabad terakhir itu melanda rumah mereka. Ya, kota bersejarah itu bagai neraka, kini tinggal abu dan benda-benda gosong tersisa.
"Salah satu kekhawatiran terbesar masyarakat adalah tidak menemukan perumahan yang terjangkau bagi mereka yang kehilangan rumah," ujarnya.
Avila dan istri telah menemukan tempat berlindung sementara di kondominium liburan seorang teman. Namun banyak dari penduduk yang harus pergi dari Lahaina untuk mencari tempat berlindung yang lebih baik.
"Banyak dari mereka pergi ke Kihei, Wailuku, dan Kahului. Kemudian banyak dari mereka yang meninggalkan pulau sepenuhnya," kata dia.
Saat ini pemerintah menjadikan hotel-hotel yang selamat sebagai tempat penampungan warga. Namun tak semua hotel mau, beberapa memilih untuk membuka pintu kepada turis demi menyelamatkan bisnis.
"Saat ini, tidak ada alasan bagi turis untuk datang ke sini. Restoran dan toko terbakar dan ditutup karena staf menangani krisis. Sementara banyak hotel dibiarkan tanpa karyawan," kata Avila.
Perasaan yang sama juga diungkapkan oleh Mike Cicchino, salah satu penduduk Lahaina. Saat kebakaran itu terjadi, dirinya melompat ke laut untuk menyelamatkan diri.
"Kami baru saja mengalami mimpi buruk dan kami akan mengalami mimpi buruk lainnya dengan tidak menjadi tunawisma," kata dia.
Cicchino termasuk satu dari banyaknya penduduk yang meminta turis untuk tidak datang ke Maui.
"Karena kami tidak memiliki tempat tinggal dan itulah yang kami butuhkan sekarang ini," dia menjelaskan.
Lahaina berbeda dari kota-kota sejarah dunia lainnya. Kota ini dibatasi oleh Samudera Pasifik berwarna biru kehijauan di satu sisi dan pegunungan di ujung lainnya. Kota ini dulunya ibu kota Kerajaan Hawaii.
(bnl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan