Covid telah berpengaruh besar dalam segala aspek kehidupan. Terutama di restoran, ada tiga hal mendasar yang kini telah berubah.
Mengutip CNN, Kamis (17/8/2023), perubahan itu terjadi di Amerika Serikat dan apakah sama dengan yang ada di Indonesia? Setelah penutupan di awal pandemi, restoran kini sudah hidup kembali namun para pengunjung lebih menginginkan layanan drive-thru hingga pengiriman.
Restoran tidak hanya beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen, tetapi juga dengan kondisi industri yang baru. Berikut tiga perubahan mendasar restoran:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ruang makan menyusut atau menghilang
Sebelum pandemi melanda, restoran Korea milik Esther Choi, MΕkbar, di Manhattan memiliki kursi untuk 20 orang. Keputusan itu telah menyebabkan peningkatan penjualan, karena hanya melakukan layanan cepat.
"Pandemi mengajarkan kepada konsumen bahwa Anda masih bisa mendapatkan makanan berkualitas, dan Anda tidak harus memakannya di restoran," kata Joe Pawlak, prinsipal pengelola Technomic, sebuah perusahaan riset dan konsultasi yang berfokus pada industri makanan.
McDonald's (MCD) baru-baru ini memperkenalkan konsep restoran yang lebih kecil yang disebut CosMc's. Dahulu, sebelum pengiriman populer, CEO McDonald's Chris Kempczinski sangat menghindarinya.
Rantai makanan cepat saji lainnya, seperti Taco Bell, sedang bereksperimen dengan drive-thru yang memiliki lebih banyak jalur dan dapur besar juga tidak ada ruang makan sama sekali.
Baca juga: Bekasi Rasa Canggu, di Sini Tempatnya! |
2. Pengiriman jadi pilar
Ketika Covid memaksa banyak restoran tutup pada tahun 2020, banyak yang dengan cepat menyiapkan layanan pengiriman. Selama beberapa tahun terakhir, pelanggan mengembangkan selera untuk opsi tersebut.
Bagi banyak restoran, pengiriman adalah penyelamat, tetapi biayanya mahal. Penyedia pengiriman, seperti DoorDash, Uber Eats, dan lainnya, turun tangan tapi membebankan biaya komisi tinggi yang memakan keuntungan restoran.
Beberapa restoran akhirnya bermitra dengan layanan pengiriman yang lebih kecil yang menawarkan tarif lebih baik. Pemain utama lalu menawarkan lebih banyak pilihan restoran, termasuk tingkat layanan dengan biaya lebih rendah.
3. Terlalu banyak pekerjaan, terlalu sedikit pekerja
Di awal pandemi, banyak pekerja restoran yang di-PHK. Yang lain, mengkhawatirkan kesehatan mereka sendiri atau orang yang mereka cintai.
Beberapa operator restoran telah mempertimbangkan kembali model bisnis mereka selama Covid, dengan tujuan menawarkan lebih banyak manfaat hingga transparansi kepada pekerja.
(msl/msl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan