Kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya sedang menyentuh ambang batas membahayakan. Turis akui juga hidungnya sakit karena diduga akibat polutan.
Jakarta dan sekitarnya dalam waktu seminggu kebelakang tengah disorot karena memiliki Air Quality Index (AQI) yang buruk. Kondisinya konsisten berada di indikator merah atau tidak sehat.
Hal itu juga disadari oleh seorang turis asal Malaysia, Nur Syahira. Ia baru saja tinggal sekitar enam hari di Jakarta untuk mengikuti program Beasiswa Seni Budaya Indonesia dari Kementerian Luar Negeri RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam kesehariannya, ia mengaku jarang beraktivitas luar ruangan. Aktivitasnya mempelajari seni tari dari program yang ia ikuti berada di dalam ruangan.
Kendati demikian, ia mengaku hidungnya terasa sakit dan menduganya karena polusi udara yang belakangan ini memburuk di Jakarta.
"Saya merasakan (kualitas udara kurang baik), tiba-tiba hidungnya sakit. Waktu itu saya nggak ngerti ya kenapa hidungnya sakit. Pas ngobrol dengan teman, teman saya bilang 'kamu sadar nggak kalau tiba-tiba hidungnya sakit?' oh bagaimana dia bisa tahu (pikirku), 'iya karena air polution-nya lagi parah sekarang'," ujarnya kepada deikTravel, Rabu (16/8/2023).
Namun ancaman polusi juga telah ia ketahui, lantaran ia menganggap Jakarta mempunyai kondisi yang mirip seperti Kuala Lumpur.
"Sebelumnya itu, Jakarta itu kurang lebih sama seperti Kuala Lumpur kan sama-sama kota besar, banyak polusi," katanya.
Namun di sisi lain, ia mengapresiasi beberapa sisi di Jakarta masih memiliki ruang hijau yang terjaga, walau di tengah perkotaan.
"Kita (berkunjung) di Jakarta cuman di kotanya doang. Tapi banyak dikelilingnya masih punya tempat yang bagus, dijaga rapih, jadi keep it up, pelihara sebaik mungkin agar tidak terkena polusi juga," ucapnya.
Dalam kunjungannya ke Kepulauan Seribu, ia juga mengamati ketika di sekitar Pulau Onrust - Cipir, kualitas udara masih terbilang buruk. Sedangkan kualitas udara di Pulau Pantara, tempat Syahira bermukim sementara, disebut cukup baik.
"Di sini (Pulau Pantara) kayaknya bagus, karena kita masih bisa melihat jarak jauh, ya lumayan bagus lah. Ada kabutnya kemarin aku lihat, di pulau sebelumnya (Pulau Onrust-Cipir). Dari situ kelihatan ada gedung tapi samar gitu tertutup kabut," pungkasnya.
(wkn/wkn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol