Dunia robot dan AI semakin santer disebut-sebut bakal menggantikan beberapa pekerjaan manusia. Terbaru, Korea Selatan mengembangkan robot yang bisa menggantikan peran pilot.
Pibot merupakan nama robot yang dikembangkan oleh Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST). Korsel tengah mengembangkan robot humanoid yang dapat menerbangkan pesawat tanpa perlu memodifikasi kokpit.
"Pibot adalah robot humanoid yang dapat menerbangkan pesawat seperti pilot manusia dengan memanipulasi semua kontrol tunggal di kokpit, yang dirancang untuk manusia," kata David Shim, profesor teknik elektro di KAIST, kepada Euronews Next, Sabtu (18/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pibot bisa mengendalikan lengan dan jarinya untuk mengoperasikan instrumen penerbangan dengan cekatan, bahkan dengan getaran yang parah di pesawat terbang dengan teknologi kontrol presisi tinggi. Dia juga memiliki kamera eksternal yang memungkinkan Pibot memantau keadaan pesawat dan kamera internal membantunya mengelola sakelar penting pada panel kontrol.
Tak hanya di situ, Pibot mampu menghafal manual rumit yang disajikan dalam bahasa alami, suatu prestasi yang meningkatkan kemampuan beradaptasi di berbagai pesawat. Ingatannya juga sangat besar sehingga mampu menghafal semua peta navigasi penerbangan Jeppesen di seluruh dunia, yang tidak mungkin dilakukan oleh pilot manusia. Wah!
"Manusia dapat menerbangkan banyak pesawat, tetapi mereka memiliki kebiasaan yang tersimpan di dalamnya. Jadi ketika mereka mencoba beralih ke pesawat yang berbeda, mereka harus mengambil kualifikasi lain. Kadang-kadang ini tidak sesederhana itu karena kebiasaan kita tetap ada dalam pikiran kita bahwa kita bisa ' tidak hanya mengubah dari satu ke yang lain," kata Shim.
"Dengan robot pilot, jika kita mengajarkan konfigurasi pesawat individual, maka Anda bisa menerbangkan pesawat hanya dengan mengklik jenis pesawatnya," tambahnya.
Pibot pun dirancang sesempurna mungkin dan secepat mungkin dibanding respon manusia. Saat menggunakan ChatGPT, tim peneliti juga sedang mengembangkan dan menguji model bahasa alaminya sendiri sehingga Pibot dapat membuat kueri tanpa bergantung pada koneksi internet.
Model bahasa yang disesuaikan akan menangani informasi secara eksklusif tentang uji coba dan akan disimpan di komputer kecil yang dapat dibawa ke dalam pesawat.
Punya banyak keahlian
Pibot juga dapat dicolokkan ke pesawat untuk berkomunikasi langsung dengan mereka. Saat ini dirancang untuk digunakan dalam situasi ekstrim di mana peran manusia tidak terlalu penting.
Robot humanoid ini dapat berkomunikasi dengan pengontrol lalu lintas udara dan manusia di kokpit menggunakan sintesis suara, memungkinkannya bertindak sebagai pilot atau perwira pertama.
Kemampuan beradaptasinya tidak hanya di bidang penerbangan. Dengan tinggi 160 cm dan berat 65 kg, desain humanoid Pibot memungkinkannya menggantikan peran manusia dengan mulus seperti mengemudikan mobil, mengoperasikan tank, atau bahkan jadi kapten kapal di laut.
Robot tersebut masih dalam pengembangan dan diharapkan selesai pada tahun 2026. Proyek penelitian ini ditugaskan oleh Badan Pengembangan Pertahanan (ADD), badan pemerintah yang ditugaskan untuk penelitian teknologi pertahanan di Korea Selatan.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol