Ketika Anak-anak Disabilitas Curhat Nasibnya ke Sandiaga

bonauli - detikTravel
Jumat, 25 Agu 2023 06:35 WIB
Sandiaga dalam acara Disabilitas Merdeka (bonauli/detikcom)
Jakarta -

Menparekraf Sandiaga Uno melakukan diskusi bersama anak-anak disabilitas. Di sana, anak-anak diajarkan untuk optimis dalam meraih cita-cita.

Kegiatan Kajian Series 11 dilakukan pada Kamis (24/8). Bertempat di rumah dinas Menparekraf Sandiaga Uno, kegiatan ini bertema Disabilitas Merdeka dan bekerja sama dengan Yayasan Indonesia Setara.

Ada dua belas perwakilan anak sekolah luar biasa yang datang. Guru-guru pendamping pun ikut berpartisipasi.

Tujuan dari kegiatan ini adalah berdiskusi dan membantu mengarahkan anak-anak disabilitas untuk meraih mimpi.

"Kita bersyukur punya teman-teman super ini. Mereka bukan memiliki keterbatasan tapi justru kelebihan," ujar Sandiaga Uno sebagai moderator.

Tak tanggung-tanggung, narasumber yang diundang bukan kaleng-kaleng. Adalah Ahmad Hilmy Almusawa, owner Mata Hati Koffie. Sebagai barista tunanetra, Hilmy membagikan kisahnya untuk tidak menyerah dengan takdir.

Sandiaga Uno dalam acara Disabilitas Merdeka Foto: (bonauli/detikcom)

"Saya pecinta kopi, mama saya membiasakan saya untuk mandiri di rumah mau pun di luar rumah," ujar Hilmy.

Sejak kecil, Hilmy tak pernah merasa takut dengan berbagai kegiatannya, termasuk menuang air panas. Cinta itu berubah menjadi tekad, Hilmy belajar berbisnis setelah papanya meninggal dunia.

Kedai kopi itu awalnya online, perlahan tapi pasti Hilmy mulai berpartner dengan barista tunanetra lainnya dan membuka toko offline, Mata Hati Koffie.

Sandiaga Uno dalam acara Disabilitas Merdeka Foto: (bonauli/detikcom)

"Coffee shop ini juga sebagai tempat pelatihan anak-anak disabilitas. Tujuannya membuat anak-anak disabilitas mandiri secara ekonomi dan mental," jelasnya.

Selain Hilmy, ada Habibie Afsyah, penyandang disabilitas muscular dystropy. Penyakit ini membuat tubuh Habibie semakin mengecil dan nyaris lumpuh.

Meski lumpuh secara fisik, namun semangat hidup Habibie patut diacungi jempol. Dia bercerita bahwa bully-an adalah 'teman dekat' sejak kecil. Tak ada sekolah yang menerima Habibie.

Namun mimpi dan tekad Habibie tidak lumpuh, justru berkembang. Habibie berhasil menerbitkan dua buku yang berisi kehidupannya. Buku pertamanya berjudul Kelemahanku Adalah Kekuatanku, sementara yang kedua adalah Sekarang Atau Keburu Mati.

"Buku pertama bercerita tentang kehidupan saya, buku kedua tentang pencapaian dalam karier," jelasnya.

Habibie berhasil lulus dari pendidikan SMA. Melihat kerasnya lingkungan, Ibu Habibie meminta anaknya untuk mengikuti kursus minat dan bakat. Alasannya sangat sederhana, agar Habibie bisa hidup secara mandiri.

"Saya hobi ke game dan internet. Pesan ke teman-teman, kembangkan skill yang ada, karena itu akan membawa kalian ke masa depan. Entah itu internet, kopi atau makanan, yang penting bekerja sesuai passion," ujar Habibie.

Selanjutnya ada Nadhifandra Naladira (Andra), seorang pelukis autis dengan kemampuan fotographic memory. Dalam acara ini, Andra tidak banyak bicara, namun kemampuannya mampu membuat audiens terpukau.

Ibu Andra, Meidy Fatmilianti menjelaskan bahwa anaknya dapat melukis tanpa sketsa. Goresan tintanya pasti dan tepat. Sebuah lukisan pemandangan Sarinah jadi bukti nyata.

"Saat dia melihat, dia hanya diam tutup mata selama 5 menit terus jarinya digerak-gerakkan seakan melukis," katanya.

Anak-anak sekolah yang hadir menyimak diskusi dengan serius. Acara ini disponsori oleh UNIQLO, perusahaan itu juga mengedukasi anak-anak sekolah bahwa disabilitas tetap bisa bersaing dalam mencari pekerjaan.



Simak Video "Video: Sandiaga Uno dan UMA Siap Investasi USD 300 Juta untuk Industri Film RI"

(bnl/wsw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork