Taliban resmi melarang perempuan Afghanistan untuk mengunjungi Band-e-Amir, salah satu taman nasional yang paling populer di negara itu.
Larangan tersebut diumumkan akhir pekan lalu setelah Menteri Kejahatan dan Kebajikan Mohammad Khalid Hanafi mengeluh bahwa perempuan yang mengunjungi taman tersebut tidak mengenakan jilbab yang benar.
"Berjalan-jalan bukanlah suatu keharusan bagi perempuan," kata Hanafi sambil meminta pasukan keamanan untuk mulai mencegat perempuan yang memasuki taman nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan orang mengunjungi taman nasional Band-e-Amir setiap tahunnya untuk menikmati pemandangan menakjubkan berupa danau biru safir dan tebing-tebing yang menjulang tinggi. Taman nasional itu terletak di Provinsi Bamiyan, Afghanistan tengah.
Pada 2013, taman nasional ini menjadi simbol perubahan setelah diumumkan bahwa empat penjaga taman merupakan perempuan. Hal itu menjadi yang pertama terjadi di negara Asia Selatan ini.
Human Rights Watch (HRW) menggambarkan larangan tersebut sebagai yang terbaru dari rentetan pembatasan hak dan akses terhadap perempuan Afghanistan.
Sejak Taliban kembali berkuasa pada 2021, kelompok itu telah menerapkan hukum syariat Islam yang ketat menurut interpretasi mereka. Dengan dalih syariat Islam, Taliban menerapkan berbagai larangan bagi perempuan mulai dari bekerja, sekolah, pergi ke pusat kebugaran, hingga membuka salon.
Meski begitu, Taliban berkukuh menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasi kelompok tersebut terhadap hukum Islam dan adat istiadat Afghanistan.
"Saya telah mendengar lebih dari satu perempuan Afghanistan berbicara tentang bagaimana Taliban selanjutnya tidak akan membiarkan mereka bernapas," kata Heather Barr dari HRW seperti dikutip The Guardian.
"Kedengarannya sangat hiperbola sampai Anda melihat mereka melakukan hal-hal seperti mencoba menghentikan perempuan untuk berada di luar ruangan dan menikmati alam."
Larangan taman ini juga memicu komentar dari pelapor khusus PBB mengenai situasi hak asasi manusia di Afghanistan.
"Dapatkah seseorang menjelaskan mengapa pembatasan kunjungan perempuan ke Band-e-Amir diperlukan untuk mematuhi syariah dan budaya Afghanistan?" tulis Richard Bennett di media sosial.
-----
Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!